71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Menggawangi sebuah organisasi besar seperti NU, tentu bukan perkara mudah. Apalagi, NU selalu disorot kiprahnya karena merupakan representasi umat Islam di Indonesia. Posisi inilah yang kini diemban Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj sejak 2010 silam.

 

Sebagai garda terdepan umat Islam, tokoh yang akrab disapa Kang Said, ini menilai, NU harus tampil menjadi pengawal model ‘Islam Nusantara’. Istilah model ini merujuk pada fakta sejarah penyebaran Islam di wilayah Nusantara, yang disebut Kang Said melalui cara pendekatan budaya, tidak dengan doktrin yang kaku dan keras.


“Para wali atau ulama leluhur kita berhasil menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara berhadapan dengan Majapahit, Sriwijaya, tanpa kekerasan. Menunjukkan Islam itu berperadaban, bermartabat, disiplin, dan bersih penampilannya,” kata Kang Said dalam sebuah wawancara dengan sebuah media di kantor PBNU, Jakarta, beberapa waktu lalu.


Pengaruh seorang Said Aqil di NU, tentu tak perlu diragukan lagi. Terbukti, gagasannya itu sontak didukung para petinggi negara, tak terkecuali Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan tentu saja jutaan kaum Nahdliyin. Bahkan Cendekiawan Muslim, Azyumardi Azra, pun menilai model Islam Nusantara dibutuhkan masyarakat dunia saat ini karena ciri khasnya mengedepankan “jalan tengah”.


Meski ada yang menentang Kang Said bersama NU tetap bergeming. Baginya, ‘Islam Nusantara’ bukanlah terminologi baru, bahkan menjadi ciri khas Islam di tanah air sejak lama. Islam yang dicirikan dengan tradisi Nusantara yang menjunjung tinggi toleransi, saling menghormati, beradab, dan berbudaya.


Tradisi ini tentu saja dipandang berbeda jika diletakkan beririsan dengan kondisi umat Islam di Timur Tengah saat ini, dimana perang terus berkecamuk tak berkesudahan. Dan belakangan, dampak kekerasan yang dituding Barat berasal dari ‘Islam garis keras’ itu merembet masuk ke tanah air.


“Islam Nusantara itu artinya Islam yang tidak menghapus budaya, Islam yang tidak memusuhi tradisi, Islam yang tidak menafikan atau menghilangkan kultur. Islam Nusantara adalah Islam yang mensinergikan nilai-nilai universal bersifat teologis dari Tuhan yang ilahiyah dengan kultur budaya tradisi yang bersifat kreativitas manusia atau insaniyah,” tegas Kang Said.