71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Memimpin partai kader sebesar PKS tentu menyematkan pengaruh yang besar bagi Sohibul Iman, yang resmi menjabat 10 Agustus 2015 melalui Musyawarah Majelis Syuro di Bandung.

 

Saat itu,  sebanyak 69 anggota Majelis Syuro PKS yang berasal dari 34 provinsi di seluruh Indonesia, sepakat memilih Sohibul sebagai Presiden PKS menggantikan Anis Matta. Sebagai Presiden partai, Sohibul memiliki pengaruh besar di tingkat nasional maupun di lingkup partainya. Sebab, sebagai partai yang relatif baru, PKS sudah memiliki kader lebih dari 900 ribu di Indonesia, dan 7000 di luar negeri.


Dalam tiga kali pemilihan umum, PKS juga sudah mampu tampil sebagai partai berbasis Islam terbesar. Faktanya di Pemilu 2004 mampu memperoleh 8,325 juta suara atau 7,34 persen, dengan jatah 45 kursi di DPR. Pada Pemilu 2009 naik dengan mendapatkan 57 kursi di DPR.


Namun, di Pemilu 2014 tahun lalu, suara PKS menurun menjadi 6,79 persen dengan hanya memperoleh 40 kursi di DPR. Ini menjadi cobaan berat bagi PKS setelah diterpa berbagai isu miring menyusul tertangkapnya Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq oleh KPK dalam kasus korupsi suap impor daging sapi pada tahun 2013.


Kasus itu sempat menyeret nama-nama petinggi PKS seperti mantan Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin dan Suswono, kader PKS yang menjabat sebagai Menteri Pertanian.


Tangung jawab itu sekarang ada di tangan Sohibul, Presiden DPP PKS. Sikap politiknya yang konsisten berada di luar pemerintahan bersama Partai Gerindra, dinilai membawa nilai positif untuk menambah suara PKS dalam Pemilu 2019 mendatang.


PKS kerap punya pandangan kritis terhadap kebijakan pemerintah. Misalnya, terkait UU Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty. PKS menilai UU itu tidak tepat guna untuk menyelesaikan solusi devisit keuangan Negara. PKS mengkritisi dengan tajam empat pasal dan dua catatan yang dianggap bermasalah dalam UU tersebut.