71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Kurang lebih tiga bulan menyandang jabatan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), Agus Susanto sudah memperlihatkan kinerja yang luar biasa dimana pencapaian keuangan BPJS Ketenagakerjaan per Mei 2016 mencapai Rp223triliun lebih. Sosoknya memang memiliki pengaruh besar di lingkungan BUMN ini.

 

Dipercaya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) per Februari 2016 menggantikan Elvyn G. Masassaya sebagai Direktur Utama, bukan tanpa alasan. Ia dikenal sebagai orang yang berprinsip kuat dalam menjalankan amanahnya.  Meski sebelumnya ia bukan pejabat dari internal BPJS Ketenagakerjaan. Agus sebelumnya adalah  Senior Vice President PT Bank CIMB Niaga Tbk. Sebelumnya ia bekerja sebagai Presiden Komisaris PT Niaga Managemen Citra dan Presiden Direktur Dana Pensiun Bank CIMB Niaga.


Hal itu membuat pria 52 tahun ini kaya dengan keahlian di bidang perbankan dan pasar modal. Ia juga memiliki banyak pengalaman menangani seluruh kegiatan produk perbankan yang berhubungan dengan pasar modal.


 Agus pernah menapaki kakinya dalam berbagai kegiatan seperti Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI), Asosiasi Bank Kustodia Indonesia (ABKI), Asosiasi Wali Amanat Indonesia (AWAI), Perbanas, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), dan International Securities Services Association (ISSA) Luxemburg.


Langkah pertama di BPJS Ketenagakerjaan diawali dengan memetakan kembali portofolio investasi BPJS Ketenagakerjaan. Jika melihat tahun 2015 lalu BPJS Ketenagakerjaan mengelola dana sebesar Rp 2016 triliun. “Kami akan lihat posisi portofolio idealnya seperti apa. Dengan pengalaman masing-masing, kami akan coba sinergi dan memikirkan yang lebih baik bagi pekerja maupun ekonomi nasional,” ungkapnya saat mengawali jabatannya pada Februari lalu.


Tidak melepaskan prinsip roadmap yang dijalankan direksi sebelumnya, Agus membawa hasil lebih baik. Statementnya terbukti saat laporan kinerja keuangan per Mei 2016 mencapai Rp223triliun lebih dari target tahun 2016 sebesar Rp 246 triliun.