71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Memimpin konglomerasi dengan jejaring usaha yang begitu luas, jelas membuat sosok ini layak masuk dalam daftar tokoh berpengaruh dari tahun ke tahun.

 

Sebagai putra mahkota konglomerat papan atas di era Orde Baru, Lim Soe Liong, Anthony sudah dipersiapkan sejak muda. Oleh sebab itu, ketika Grup Salim mengalami masa suram di era krisis moneter 1998, ia mampu membalikkan keadaan.


Diwajibkan harus membayar hutang sebesar Rp 55 triliun, Grup Salim terpaksa harus menjual beberapa perusahaannya. Dari sinilah, satu per satu “permata” Salim lepas. Salim tak lagi menjadi pemilik mayoritas di sejumlah perusahaan yang dulu menjadi tambang uangnya.


Sebut saja PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Indomobil Sukses Internasional. Yang paling menyakitkan, Salim harus kehilangan BCA, yang hampir sepenuhnya jatuh ke tangan Grup Djarum dan Farallon Capital (Amerika Serikat).


Namun Antony tetap mempertahankan PT Indofood Sukses Makmur (Indofood) dan PT Bogasari Flour Mills. Setelah beberapa tahun, di bawah kepemimpinan Anthony, Grup Salim kembali menunjukkan taringnya.


Pada 2004 ia kembali ke tampuk kepemimpinan Indofood yang sebelumnya dipegang oleh Eva Riyanti Hutapea. Ia pun mampu membuat perusahaan mi instan dan tepung terigu ini menjadi yang terbesar di dunia.


Tak hanya itu. Sebab, krisis ekonomi global pada 2008 juga kembali membuat Grup Salim  terombang-ambing karena laju inflasi. Akibatnya, industri agrobisnis Indofood merosot tajam. Begitupun penjualan Bogasari yang ikut menurun akibat harga tepung yang juga turun.


Dengan kondisi tersebut tidak membuat Anthony berputus asa. Malah sebaliknya, ia menilai kondisi turunnya harga komoditas justru membuka peluang. Ia lantas berinovasi menciptakan produk baru, produk gula. Permintaan domestik akan produk gula terbukti semakin meningkat, bahkan permintaan melebihi jumlah produksi.