71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Meski jabatannya sama dengan kepala daerah provinsi lain di Tanah Air, namun dengan jabatan kulturalnya sebagai Raja ‘kerajaan’ peninggalan Majapahit, membuat Sri Sultan Hamengkubuwono X memiliki pengaruh kuat.

 

Sang Ngarso Dalem boleh dibilang sukses memimpin Yogyakarta menjadi sebagai lumbungnya pendidikan dan sebagai negeri tak goyah bencana. Selama hampir 18 tahun menjadi panutan, sang Sultan membawa Daerah Istimewa Yogyakarta melewati berbagai tantangan.


Sebagai Raja dari sebuah kerajaan yang memiliki otoritas di bidang pemerintahan, lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini berperan besar menyatukan berbagai macam suku dibawah naungan Pancasila, serta memeluk perkembangan zaman, tanpa harus meninggalkan nilai-nilai adat.


Contoh sangat menonjol, di mana banyak masyarakat berbeda warna kulit dan bahasa menimba ilmu di lumbungnya pendidikan Indonesia tersebut. Pria bernama asli Bendara Raden Mas Herjuno Darpito ini memang getol menyuarakan pentingnya kejujuran di kalangan pelajar.


Pendidikan di Yogyakarta memiliki visi center of excellent. Pada masa dekade 60-an, Yogya dipilih banyak pelajar untuk berguru kepada suhu-suhu yang ada. Julukan surga bagi penelitian, pengembangan wawasan dan kajian keilmuan memang tak salah.  Bukti pendidikan Yogyakarta sukses dapat dilihat dari raihan Provinsi Yogyakarta atas skor tertinggi sebagai daerah dengan Indeks Integritas Ujian Nasional jenjang SMA tertinggi se-Indonesia tahun 2014.


Belum berhenti di situ saja, Sultan juga memimpin Yogyakarta hingga menyabet kembali penghargaan Ki Hajar 2014 dengan kategori Kebijakan Terbaik dalam Pendayagunaan TIK untuk Pendidikan. Tahun berikutnya Yogya juga menerima anugerah Ki Hajar dalam kategori kebijakan dan program tingkat utama.


Julukan sebagai Negeri Tak Goyah Bencana lagaknya pantas disematkan kepada Yogyakarta. Semenjak berkuasa, ia selalu mendampingi rakyatnya melewati masa-masa sulit menghadapi gemuruh Gunung Merapi.


Letusan terparah terjadi tanggal 26 Oktober 2010. Rakyat Yogyakarta diuji dengan meletusnya Merapi yang disebut-sebut vulkanolog sebagai letusan ‘yang hampir menyamai letusan terdahsyat Merapi’ seribu tahun silam. Debu vulkanik bertebaran hingga mencapai luar provinsi seperti Tasikmalaya dan Bandung.


Dengant taktis, Sultan langsung menginstruksikan rehabilitasi dan rekonstruksi, paska Merapi meletus. Sekurang-kurangnya Rp 1 triliun digelontorkan pemerintah Yogya guna memulihkan kondisi terdampak Merapi seperti semula.


Tidak hanya letusan Gunung Merapi yang mengancam kerajaan itu. Provinsi Yogyakarta juga pernah mengalami goncangan gempa bumi yang meluluhlantakkan hampir seluruh daerah tersebut. Wilayah DIY memang berpotensi gempa karena berdekatan dengan kawasan tumbukan lempeng di dasar Samudra Indonesia yang berada di sebelah selatan.


Akan tetapi, rakyat dan Sultan Yogyakarta terbukti memiliki mental sangat kuat. Hanya butuh dua tahun, pemerintah provinsi telah memulihkan kondisi seperti sedia kala. Pemerintah daerah berhasil membangun 173.000 rumah bagi korban gempa.


Dunia internasional berdecak kagum melihat cepatnya proses pemulihan Yogyakarta. World Bank mengakui proses rekonstruksi salah satu yang tercepat di dunia. Alih-alih berserah kepada kontraktor, Sultan menyerahkan langsung perbaikan bersama masyarakat atau community base. Dan faktanya kearifan lokal menjadi poin penting dalam proses pemulihan DIY.


Seluruh rumah warga dibangun hanya menggunakan dana stimultan yang digulirkan langsung. Keberhasilan Yogyakarta bertarung dengan bencana menghantarkan provinsi kecil ini menjadi tuan rumah latihan Search and Rescue se-ASEAN yang dihelat bulan Juli 2016.


Dalam hal kesetaraan gender, Sri Sultan adalah seorang pendobrak yang sukses. Melalui pemberian nama gelar kepada sang putri sulung, berimplikasi pada dibolehkannya anak pertamanya itu menjadi penggantinya kelak. Ini menjadi terobosan luar biasa di kalangan Keraton yang memiliki suksesi tersendiri dan berpotensi sebagai tradisi baru, mendobrak kebiasaan. Ihy