71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Rekam jejaknya yang bersih didukung seabrek prestasi menjadikan sosok Tito diyakini mampu melakukan reformasi yang fokus mengatasi budaya korupsi, hedonis, dan konsumtif tersebut. Penguatan reformasi kultural di tubuh Polri menjadi agenda yang akan dilakukan Kapolri baru ini.

 

Tampil sebagai Kapolri termuda sepanjang sejarah Polri tak menyurutkan langkah Tito Karnavian. Kinerja Tito yang brilian, yang tercatat dalam rekam jejaknya, mendapat apresiasi langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Selama ini Tito dinilai telah bekerja dengan cerdas, taktis, tegas, berani, dan tak tebang pilih. Hal itu seolah menggenapi gaya pemerintahan Presiden Jokowi yang kreatif, profesional, dan terus bergerak.


Ditetapkannya Tito sebagai Kapolri pada 14 Maret 2016 pun tak banyak mengundang kontroversi. Kehadiran Tito dinilai sebagai langkah berani untuk menerapkan Revolusi Mental di tubuh Polri. Terlebih lagi, Tito memang berkehendak untuk memperkuat reformasi yang dianggapnya stagnan sepanjang 18 tahun ini.


Salah satu bidikan Tito untuk melakukan reformasi kultural adalah dari sektor anggaran. Tito menilai, proporsi anggaran saat ini menunjukkan Polri bukan institusi yang baik. Pasalnya, 62 persen anggaran dihabiskan untuk belanja pegawai, 28 persen belanja operasional, dan 10 persen belanja modal. Alhasil, terlihat banyak uang habis untuk gaji.


Sementara untuk menekan belanja pegawai, Tito menerapkan kebijakan dengan melakukan prinsip pengetatan rekrutmen, yaitu hanya akan mengganti anggota yang sudah pensiun dan tak akan ada rekrutmen berdasarkan rasio.
Pola rekrutmen berdasarkan rasio disinyalir memiliki potensi menimbulkan penyalahgunaan wewenang. Sebab, 50 ribu orang anggota Polri tidak diberi rumah dan belanja operasional. Perumahan bagi anggota Polri saat ini baru mencukupi sekitar 14 persen. Ujung-ujungnya, dikhawatirkan ada anggota Polri yang cari ‘sampingan’ koruptif.


Untuk menunjang keberhasilan reformasi di tubuh Polri tersebut, Tito berharap tunjangan kinerja Polri dapat dinaikkan hingga 100 persen pada 2019, dengan belanja operasional naik secara bertahap menjadi 40-45 persen. Bila itu dipenuhi, Tito yakin tidak ada lagi anggota Polri yang hidup mencari sampingan.