71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Dialah salah satu bankir paling berpengaruh di Indonesia. Ukurannya sederhana: jumlah nasabah, kapitalisasi  pasar BCA, dan secara umum pencapaian mengagumkan yang dicapai bank ini sejak dipimpin Jahja.

 

Di bawah kepemimpinannya, BCA berkembang begitu pesat bahkan menjadi bank swasta nasional terbesar di Indonesia dengan lebih dari 14 juta nasabah. BCA juga memuncaki kapitalisasi perbankan Asia Tenggara. Laporan yang dirilis Bloomberg  pada Februari lalu menyebutkan nilai kapitalisasi BCA melampaui the Development Bank of Singapore (DBS).


Perjalanan Jahja meniti karier di BCA cukup panjang. Ia mulai bekerja di BCA pada tahun 1990 sebagai Wakil Kepala Divisi, lalu pada tahun 1999, ia dipercaya menjadi Direktur. Pada tahun 2005, bank yang fokus pada consumer banking ini menunjuk dirinya sebagai Wakil Direktur Utama BCA yang bertanggung jawab pada divisi treasury, perbankan internasional, dan kantor-kantor di luar negeri. Berikutnya, ia diangkat menjadi Presiden Direktur BCA berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan resmi menjabat pada 17 Juni 2011.


Ketika Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2015 yang digelar pada 7 April 2016 lalu, Jahja kembali dipercaya menjadi Presiden Direktur BCA. Prestasi gemilang ini berhasil diraih berkat konsistensi pertumbuhan kinerja positif dari tahun ke tahun. Sukses kinerja terus berlanjut pada paruh pertama 2016.

Bank dengan kode emiten BBCA itu mencatat laba bersih semester I 2016 sebesar Rp 9,6 triliun, meningkat 12,1% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 8,5 triliun. Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya dilaporkan tumbuh 15,5% menjadi Rp 26,1 triliun pada semester I 2016.

Pada periode yang sama tahun 2015, pendapatan operasional BCA mencapai Rp 22,6 triliun. “BCA berhasil mencapai hasil kinerja positif melalui penyaluran kredit secara berhati-hati dan pengelolaan aktif dana pihak ketiga (DPK),” Jahja.

Jahja mengungkapkan, BCA juga mencatat kinerja positif di bidang perbankan transaksi. Ini tercermin dari pertumbuhan saldo rekening transaksi, yaitu rekening giro dan tabungan (CASA), menjelang hari raya Idul Fitri.
Pada semester I 2016, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BCA mencapai 20,3%. Dana pihak ketiga (DPK) naik 7,8% secara tahunan menjadi Rp 490,6 triliun, ditopang pertumbuhan rekening giro dan tabungan (CASA).

Dana CASA tumbuh 10,2% secara tahunan mencapai Rp 381,3 triliun, berkontribusi 77,7% terhadap total DPK BCA pada akhir Juni 2016. Dana tabungan tumbuh 12,6% secara tahunan menjadi Rp 260,9 triliun. Dana giro meningkat 5,4% secara tahunan menjadi Rp 120,4 triliun.