71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Lepas dari kekurangan dan kelebihan implementasi pelaksanaan jaminan sosial kesehatan saat ini, bangsa Indonesia telah merasakan kehadiran negara ketika mereka sakit dan membutuhkan pelayanan kesehatan. Dan, Fachmi adalah tokoh yang bertanggung jawab atas keberhasilan BPJS Kesehatan.

 

Kerja keras penuh totalitas dilakukan Fachmi bukan hanya ketika ia dipercaya memimpin BPJS Kesehatan, tapi jauh sebelumnya ketika kepemimpinannya diuji di PT. Askes (Persero), Fachmi juga merupakan sosok penting yang terlibat langsung dalam transformasi dari PT. Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan. Banyak perjuangan yang sangat menantang dari tekanan yang ada kala transformasi harus terjadi.


Kini, dengan inovasi dan kreativitas yang ditopang dengan kerja keras dan cerdas itu pula yang kemudian membuat banyak kemajuan di BPJS Kesehatan, khususnya di bidang pelayanan. Hasilnya, pada 2015 lalu BPJS Kesehatan sukses meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang ke-24 kalinya berturut-turut jika dihitung sejak BPJS Kesehatan masih berstatus sebagai PT. Askes (Persero). Tak hanya itu, dari hasil pengukuran Good Governance, BPJS Kesehatan memperoleh penilaian sangat baik dengan skor aktual 88,96 dari skor maksimal 100. BPJS Kesehatan juga sukses mendulang rapor hijau dari Kantor Staf Presiden (KSP) atas capaian Cetak dan Distribusi KIS melalui pihak ketiga sebanyak 100,7%.


BPJS Kesehatan telah memberikan begitu banyak manfaat bagi masyarakat. Selama tahun 2015 program JKN-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan 19.969 fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 1.847 RS serta 2.813 faskes penunjang (apotik, optik, dll). Keberadaan program ini sangat menolong masyarakat yang membutuhkan upaya memulihkan kondisi kesehatannya dan mencegah kecacatan atas penyakit yang dideritanya.


Hal ini terlihat dari jumlah pemanfaatannya di fasilitas kesehatan oleh peserta BPJS Kesehatan, yaitu: sebanyak 100,62 juta kunjungan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan, dan Klinik Pratama/Swasta), serta 39,81 juta kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (Poliklinik RS) dan 6,31 juta kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RS). Dengan demikian kehadiran program JKN-KIS ini sangat dirasakan masyarakat.

 

Program ini selain melakukan upaya kuratif dan rehabilitatif, juga menekankan pada upaya promotif preventif untuk kesehatan perorangan, antara lain: senam sehat, deteksi dini kanker leher rahim dan screening kesehatan.