71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Keberhasilan menggalang relawan Teman Ahok untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2017, serta dukungan dari Partai Golkar, NasDem, dan Hanura, menunjukkan Ahok memiliki pengaruh besar dalam peta perpolitikan di DKI. Jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, tentu saja kian memperkuat pengaruhnya.

 

Basuki Tjahaja Purnama, yang populer di sapa Ahok, disukai kawula muda karena dinilai bersih dari korupsi dan banyak melakukan terobosan untuk kemajuan DKI. Anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas relawan Teman Ahok menginginkan Ahok maju di Pilkada DKI melalui jalur independen.


Alasannya, sejak angkat koper dari Partai Gerindra pada tahun 2014, Ahok tidak menjadi kader partai politik (parpol) apapun. Untuk maju di Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen dibutuhkan syarat dukungan sejuta KTP.


Ahok menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI, Heru Budi Hartono, sebagai wakilnya dalam Pilkada mendatang. Duet Ahok-Heru yang diusung Teman Ahok, dideklarasikan pada Senin (7/3/2016). Setelah itu dilakukan aksi penggalangan sejuta KTP. Hasilnya luar biasa. Hanya dalam tempo tiga bulan, telah terkumpul 1.034.773 KTP, melebihi target.


Hasil survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei menunjukkan popularitas Ahok lebih tinggi dibandingkan dengan para calon gubernur DKI lainnya. Selain itu tingkat elektabilitasnya  juga tinggi.


Kian populernya nama Ahok membuat NasDem, Hanura, dan Golkar kepincut pada mantan Bupati Belitung Timur itu. Ketiga parpol itu kemudian sepakat mendukung Ahok dalam Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai politik.


Sejak menjabat Gubernur, menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang terpilih sebagai Presiden RI pada Pilpres 2014, Ahok memimpin Jakarta dengan “keras” dan tidak segan-segan memecat PNS yang dinilai korupsi, pungli, dan bolos kerja. Sejak duduk di kursi DKI-1 pada November 2014, ia sudah memecat 120 PNS hingga November 2015. Selain itu sekitar 2.500 pejabat sudah distafkan.


Sebelum dilantik menjadi orang nomor satu di DKI, Ahok angkat kaki dari partainya, Gerindra. Penyebabnya, ia tidak setuju sikap Gerindra terkait Pilkada 2015. Gerindra menginginkan pilkada dipilih oleh DPRD, sedangkan Ahok berkeinginan pilkada dipilih langsung oleh rakyat. Pada akhirnya pemerintah dan DPR memutuskan pilkada dipilih langsung oleh rakyat.


Ahok dilahirkan di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966. Ia mengawali kariernya di pentas politik pada tahun 2004 dan bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). Dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.