71 Tokoh Berpengaruh 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2016

Terpilihnya Soekarwo dua kali dalam pemilihan gubernur Jawa Timur dengan suara mutlak,  membuktikan ia memiliki pengaruh yang besar di masyarakat Jawa Timur (Jatim) yang berpenduduk lebih dari dari 37,4 juta jiwa.

 

Pakde Karwo, begitu sapaan akrabnya, yang berpasangan dengan Saifullah Yusuf, memenangi  Pilkada Jatim 2008, dan dilantik pada tahun 2009 untuk periode 2009-2014. Pada Pilkada 2014 Pakde Karwo kembali berduet dengan Saifullah, dan kembali meraih kesuksesan untuk memimpin Jatim masa bakti 2014-2019.


Berbagai terobosan besar dilakukan Pakde Karwo untuk memajukan Jatim yang terdiri dari 38 kabupaten/kota. Ia sukses menjadikan Jatim sebagai tujuan utama investasi di Indonesia. Investasi tersebut meliputi sektor perdagangan, perindustrian, pertambangan, kelautan, perikanan, jasa, dan lain sebagainya.


Nilai investasi di Jatim meningkat tajam dari Rp 25,41 triliun tahun 2009 menjadi Rp 67,91 triliun pada tahun 2015. Sementara investasi triwulan pertama 2016 sebesar Rp 146,5 triliun, dan ditargetkan tahun ini investasi mencapai Rp75 triliun.


Salah satu kiat sukses Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim meraih investasi dalam jumlah besar adalah memberikan kemudahan dalam perizinan melalui Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T). P2T  pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan birokasi pelayanan perizinan dalam berbagai bentuk.


“Fungsinya mempercepat waktu pelayanan dengan mengurangi tahapan-tahapan dalam pelayanan dan pengurangan biaya yang dapat dilakukan dengan membuat prosedur pelayanan sehingga biaya resmi menjadi lebih transparan,” katanya.


Pada P2T tersebut  terdapat 17 sektor satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan melayani lebih dari 179 perizinan dan nonperizinan. Tidak itu saja, P2T juga telah menerapkan prosedur standar operasional sehingga memiliki kepastian dalam layanan, yakni kepastian waktu, kepastian biaya, serta kepastian prosedur atau persyaratan.


Maraknya investasi tersebut berhasil menciptakan banyaknya lapangan kerja, dan hal ini berdampak terhadap turunnya angka pengangguran dan kemiskinan. Pada tahun 2009 angka pengangguran sebanyak 5,08% lalu turun menjadi 4,47%  pada tahun 2015.