Obsession Award 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 25 February 2016

 

Ia berhasil menyulap kabupaten yang dulu disebut wilayah isolasi menjadi primadona pariwisata baru di Indonesia. Lewat teknologi digital, ia berhasil membuat kemasan wisata yang layak jual. Pada Pilkada Serentak 2015, ia sukses meraih 88,96% suara pemilih.


Berbagai potensi wisata alam Banyuwangi, seperti kawasan Pantai Boom yang kumuh dikemas ulang menjadi kawasan pesisir asri, lengkap dengan teater terbuka. Penataan juga dilakukan di pantai-pantai lain dengan karakteristik yang berbeda.


Infrastruktur jalan terus dibangun dan diperbaiki hingga leluasa menjangkau tempat wisata unggulan lainnya, seperti Kawah Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo. Kebersihan lingkungan pun tak luput dari perhatiannya. Banyuwangi yang pernah menyandang sebagai daerah terkotor kedua se-Jawa Timur, kini menjadi daerah bersih hingga diganjar Piala Adipura pada 2013 dan 2014.


Tak kalah fenomenal, ia berhasil menutup 13 lokalisasi pada periode 2010-2013. Angka kemiskinan berkurang signifikan, dari 20,09% (2010) menjadi 9,57% (2014). Jumlah APBD bertambah, dari RP1,4 triliun (2010) menjadi Rp2,5 triliun (2015). Banyuwangi juga tidak kalah dalam bidang Teknologi Informasi.


Berdasarkan data yang dilansir Telkom, sudah terdapat sekitar 1.500 titik WiFi di Kabupaten Banyuwangi. Terdapat lima prioritas pembangunan TIK dalam desain besar yang disebutnya Smart Kampung, meliputi e-pemerintahan, e-kesehatan, e-pendidikan, e-logistik, dan e-pengadaan. Sebagai pemenang Indonesia Digital Society Award 2014, ia membuktikan Banyuwangi bisa menerapkan TIK untuk menunjang pelayanan publik.