Obsession Award 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 25 February 2016

 

Dari bisnis kecil di Pasar Kelewer, Solo, tahun 1966, PT Sri Rejeki Isman, Tbk (Sritex) kini menjelma menjadi perusahaan tekstil raksasa di Asia Tenggara yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah.


Sritex layak disebut sebagai perusahaan yang mampu memberi nilai tambah bagi Indonesia, unggul dibanding produk luar negeri, sukses membuka lapangan kerja, dan sekaligus mendatangkan devisa bagi negara.


Sebagai perusahaan yang besar dan berkembang di daerah, Sritex terus memompa potensi lokal yang ada untuk tidak sekadar membangun bisnis, tapi juga memberdayakan karyawan yang sebagian besar masyarakat Sukoharjo dan sekitarnya.


Upaya membangkitkan partisipasi masyarakat itu ditunjukan Sritex dengan memecahkan rekor 10.000 saham investor dari karyawan perusahaan tersebut. Hal itu merupakan langkah perusahaan untuk memacu angka pertumbuhan investor lokal, terutama di daerah Solo Raya.


Hal itu membuktikan bahwa perusahaan yang  memproduksi 24 juta potong per tahun dan didistribusikan ke 40 negara, termasuk seragam tentara negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO), ini, terus berusaha mendorong masyarakat bisa aktif bertransaksi di bursa.


Hingga kuartal III/2015, Sritex mencatat laba bersih US$38,8 juta, melonjak 29,6% yoy dari US$29,5 juta. Hingga 30 September 2015, total aset mencapai US$750,24 juta dari akhir tahun lalu US$698,86 juta. Sedangkan, liabilitas sebesar US$483,5 juta dari 467,4 juta, dan ekuitas US$266,7 juta dari US$231,4 juta.