Obsession Award 2016

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 25 February 2016

 

Tekanan ekonomi global yang berdampak pada nilai tukar rupiah dan perlambatan ekonomi nasional adalah tantangan terbesar pada 2015. Namun berkat kebijakan-kebijakan BI di bawah komandonya, tingkat inflasi 2015 bisa dikendalikan di posisi 3,3%. Jauh lebih rendah dibanding tahun 2014 pada angka 8,3%.


Tak heran jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi penuh kinerja Bank Indonesia (BI). “Inflasi 2014 masih 8,3 persen. Inflasi 2015 menjadi 3,3 persen. Itu saya apresiasi penurunannya,” tutur Jokowi, selepas membuka perdagangan saham, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/1).


Bank Indonesia (BI) mencatat, perekonomian nasional terindikasi mulai menunjukkan perbaikan pada Triwulan III 2015. Realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,73% atau sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan pada Triwulan I dan II sebelumnya (4,72% dan 4,67%).


Perbaikan ekonomi terutama didorong oleh meningkatnya investasi seiring dengan mulai bergeraknya serta percepatan realisasi proyek-proyek infrastruktur berskala besar di berbagai daerah.


Dalam hal stabilisasi nilai tukar rupiah, kalangan analis menilai kerja BI sudah sangat baik. Tanpa intervensi BI, rupiah bisa mungkin menembus Rp16 - Rp17 ribu per dolar AS.