Tokoh Berpengaruh 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2017

Ketika para pengusaha nasional dan daerah menaruh kepercayaan kepadanya untuk memimpin Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Indonesia periode 2015-2020, sejatinya pada saat itulah Rosan Perkasa Roeslani harus bekerja keras membawa KADIN menjadi organisasi yang efektif mewakili suara dan kepentingan dunia usaha khususnya terkait pembuatan dan implementasi kebijakan ekonomi di seluruh Indonesia. Dan, meski baru dua tahun memimpin, alumni Administrasi Bisnis dari Oklahoma State University, Amerika Serikat, ini sudah memperlihatkan kiprahnya dengan baik.


Talenta bisnisnya sudah terlihat sejak pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1968 ini lebih memilih sekolah bisnis ketimbang melanjuktan ke fakultas kedokteran seperti ayahnya. Pilihannya ternyata tepat. Pria yang pernah belajar di Antwerpen European University Belgia dan mencapai gelar Master di bidang Administrasi Bisnis (MBA), ini tumbuh dan berkembang menjadi pebisnis sukses. PT Recapital yang bergerak di bidang keuangan, asuransi, properti, tambang, dan lainnya terus mengembangkan sayap dengan puluhan ribu pekerja. Tapi di sisi lain ada jiwa filantropis dalam dirinya. Amanah Recapital Foundation untuk membantu orang-orang yang tidak mampu, adalah salah satu bukti nya.


Kepemimpinan Rosan di KADIN sebagai mitra pemerintah berjalan dengan positif. Tak sedikit kebijakan di bidang bisnis dan dunia usaha yang akan diimplementasikan pemerintah terlebih dulu mendengar suara KADIN. “Sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah itu menjadi suatu kebijakan yang lebih tepat sasaran, efisien dan lebih baik,” ujar Rosan kepada Majalah Men’s Obsesion.


Satu hal yang menjadi perhatian serius KADIN saat ini, menurut Rosan adalah di bidang pendidikan sumberdaya manusia (SDM). Hal ini penting agar keterampilan tenaga kerja Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain, utamanya dengan negara tetangga dengan telah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).


Salah satu langkah kongkrit yang telah dilakukan KADIN adalah dengan menargetkan sebanyak 200.000 peserta magang untuk mendapatkan pelatihan vokasi (Pendidikan Sistim Ganda, Teori dan Praktek) dengan mitra perusahaan di Indonesia yang jumlahnya mencapai 2.640 hingga akhir tahun ini.


Terkait relasi antara KADIN dan pemerintah, diakui Rosan sangat baik dan saling bersinergi. “Saya lihatnya sih bukan kendala ya, kadang-kadang kita mencoba membantu pemerintah dalam mengharmonisasi kebijakan,” ungkapnya. Sebab, lanjut Rosan, biasanya kebijakan di pemerintah pusat dengan pemerintah daerah itu masih perlu disingkronisasikan. Untuk itu, Rosan menegaskan diperlukan komunikasi secara terbuka, transparan sesama pelaku usaha dan pemerintah.