Tokoh Berpengaruh 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2017

Bagi Oesman Sapta Odang (OSO), menjadi bagian dari DPD merupakan kebanggaaan dan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada negara, pancasila dan UUD 1945, kepada rakyat di daerah pemilihannya masing-masing, serta kepada Tuhan YME. Ia pun mengajak 131 anggota DPD lainnya untuk menjadi agent of change karena dirasa saat ini merupakan momentum yang sangat baik untuk kebangkitan DPD.


Jalan takdir berlalu tak diduga. Kira-kira demikian ungkapan Oesman Sapta Odang soal nasib baik yang kerap menghampirinya. Begitupun dengan jabatan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang diembannya. Meski sempat memantik kritik dan pertentangan, namun toh takdir menuntunnya pada posisi tersebut.


Bagi pemilik nama panggilan OSO ini, kritik adalah biasa. Dalam kamus hidupnya, kritik, pertentangan, jatuh-bangun, atau untung-rugi, menjadi kosa kata yang lumrah ditemukan. Kondisi penuh warna itu justru membuatnya kuat serta makin belajar makna hidup dan kehidupan. Ia pun bahagia saja menjalani hidupnya.


Jejak langkah di dunia bisnis dan politik yang dilakukannya bertahun-tahun telah menambah pengetahuan, skill, dan membentuk karakter OSO. Jadi tak heran, jika pengaruh putra asli Kalimantan Barat ini begitu kuat di manapun ia berada. Tidak hanya kursi DPD, saat ini OSO juga memiliki pengaruh sangat kuat karena menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.


Karier politik lelaki kelahiran Sukadana-Kalimantan Barat, 18 Agustus 1950 ini melesat pada 2014. Meski sejatinya, kiprah mantan Anggota MPR Fraksi Utusan Daerah Kalimantan Barat (1999-2004) ini di partai politik sudah berlaku sejak dirinya mendirikan Ketua Umum Partai Persatuan Daerah.


Rekam jejaknya yang moncer di dunia politik, membuat Partai Hanura ‘membajaknya’. Tepat dua bulan sebelum dilantik menjadi Ketua DPD, OSO terpilih menjadi Ketua Umum Partai Hanura dengan masa jabatan hingga tahun 2019. Karakter dan pengaruh OSO yang kuat memudahkannya untuk duduk di posisi puncak partai yang didirikan Jendral (purn) Wiranto tersebut.


Garis sukses juga diukirnya di dunia organisasi. Setelah mengemban beragam jabatan di Kalimantan Barat sejak tahun 1975, OSO pun merambah dunia organisasi di tingkat nasional. Puncaknya, peraih gelar doktor honoris causa dari Senior University International, USA, pada 1999 ini terpilih menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada 2010. Saat itu, OSO berhasil mengungguli Prabowo Subianto. Meski polemik antara pendukung Prabowo dan OSO tak terhindarkan, namun OSO tetap menjadi Ketua Umum HKTI hingga sekarang.