Tokoh Berpengaruh 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2017

Pemerintahan Kabinet Kerja yang dinakhodai Presiden Joko Widodo (Jokowi) menabuh genderang perang terhadap narkoba. Jokowi menjadikan narkoba sebagai kejahatan luar biasa yang tidak bisa diampuni. Dengan begitu, jelas peran Budi Waseso sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) memiliki pengaruh besar di negeri ini.


Keseriusan pemerintahan Jokowi dalam memerangi narkoba itu diwujudkan dengan mengeksekusi mati gembong-gembong narkoba. Pada 18 Januari 2015 dilakukan ekesekusi terpidana mati tahap I sebanyak 6 orang. Selanjutnya tahap II yang dieksekusi mati sebanyak 8 orang pada 29 April 2015. Tahun 2016 dilakukan eksekusi mati tahap III terhadap empat gembong narkoba.


Meski pemerintah tegas menindak mafia narkoba, toh peredaran narkoba masih marak di Indonesia. Hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Budi Waseso yang menduduki kursi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 8 September 2015. Sebelumnya pria yang populer disapa Buwas – akronim dari namanya – ini menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.


Buwas menjelaskan, sepanjang 2016 terdapat 196 tersangka yang diproses terkait narkotika. “Sebagai hasil kerja nyata tahun 2016, BNN bekerja sama dengan TNI, Polri, dan Bea Cukai, dan instansi terkait berhasil mengumpulkan barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 990 kg, ganja sebanyak 3 ton 51 kg, dan ekstasi 616.534 butir,” kata Buwas dalam pemusnahan barang bukti narkoba yang dihadiri Presiden Jokowi di Monas, Jakarta Pusat, Selasa 6 Desember 2016 lalu.


Selain itu, BNN juga menyita aset terkait perkara narkoba sebesar Rp.261,86miliar. Dari 21 kasus yang ditangani, BNN juga melakukan pendalaman terkait tindak pidana pencucian uang dengan nilai transaksi Rp 3,6 triliun. “Barang bukti tersebut diperolah dari beberapa kasus ditangani BNN, Polri, dan Bea Cukai dengan jumlah tersangka 29 orang,” kata Buwas.


Gebrakan lain BNN di bawah kepemimpinan Buwas bekerja sama dengan polisi adalah membekuk jaringan narkoba yang membawa sabu-sabu seberat 1 ton di Anyer, Serang, Banten, Rabu 12 Juli 2017.


Buwas menjelaskan, jaringan tersebut merupakan salah satu dari 72 jaringan narkoba internasional yang beroperasi di Indonesia. “Yang jelas mereka bagian dari 72 jaringan internasional,” kata jenderal bintang tiga ini di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 14 Juli 2017.