Tokoh Berpengaruh 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2017

Bintang Perbowo adalah sosok yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan infrastruktur. Di bawah kepemimpinannya, PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. (Wika) terus melebarkan sayap. Tak hanya menggarap proyek konstruksi di dalam negeri, Wika justru menembus pasar konstruksi di kawasan Asia, bahkan ke Aljazair (Afrika Utara).


Kepiawaian Bintang melihat peluang juga layak diapresiasi menyusul langkah Wika yang juga mampu menancapkan tiang bisnisnya di berbagai sektor, tidak hanya konstruksi, tetapi juga jembatan, jalan tol, pembangkit listrik, pelabuhan, properti, hingga pengairan. Dari sejumlah peluang bisnis itu, Wika kini setidaknya memiliki lima anak perusahaan, yaitu Wika Beton, Wika Industri & Konstruksi, Wika Realty, Wika Gedung, serta Wika Insan Pertiwi.


Keberhasilannya memimpin perusahaan BUMN yang menggarap sejumlah proyek konstruksi di dalam dan luar negeri menjadikannya didapuk sebagai ketua Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI). Ia pun digadang-gadang untuk mau berbagi pengalaman dan kepiawaiannya menggarap proyek-proyek besar di Kementerian Pekerjaan Umum. Peran Bintang pun dinilai sangat dibutuhkan saat menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. 


Di balik capaian itu, sosok Bintang pun dipandang sebagai komandan yang berhasil memimpin diversifikasi dan pembenahan di tubuh Wika, bisa dilihat dari hasil yang dicapai pada 2016, Bintang bersama Wika berhasil meraup laba hingga 1,012 triliun. Jumlah itu tumbuh 161,88% dibanding pencapaian 2015, bahkan untuk yang didapat perusahaan plat merah ini melampaui target laba yang hanya Rp 750 miliar. Memiliki sikap yang sangat optimis, Bintang memiliki target di 2017 yaitu menargetkan kontrak kerja 103 triliun atau tumbuh sekitar 24% dari 2016 sebesar 83 triliun.


Baru kuartal 1 tahun 2017, perusahaan sudah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 245,08 miliar dengan rasio laba bersih 6,43% atau tumbuh 242% dibanding tahun 2016. Dari hasil yang dicapai itu membuktikan kinerja Wika sudah on track atau akan terus tumbuh. Kenaikan laba bersih yang dicatat Wika karena dipengaruhi oleh tingkat penjualan di kuartal 1 yang mencapai Rp 3,813 triliun atau naik sebesar Rp 39,83% dibanding periode yang sama ditahun lalu yaitu senilai Rp 2,726 triliun.


Tidak hanya itu, berkat usaha pria kelahiran Jakarta 15 Februari 1954 ini, kontrak baru Wika mengalami kenaikan hingga akhir April 2017 mencapai Rp 16,63 triliun atau sebesar 38,45% dari target kontrak baru di tahun 2017. Besaran kontrak baru tersebut meningkat 175,80% dibandingkan tahun sebelumnya.


Penghargaan pun didapatkan Wika dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui Badan Pembina Konstruksi yang memberikan dua penghargaan untuk dua proyek garapannya, yaitu jalur ganda lintasan kereta api (double track) Cirebon-Kroya sepanjang 280 meter dan Jembatan Layang Non Tol Casablanca bagian dari Kampung Melayu-Tanah Abang. Belum lagi penghargaan internasional bergensi dari Alpha Southeast Asia, majalah bisnis dan keuangan yang berbasis di Hong Kong. (Bal)