Tokoh Berpengaruh 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 August 2017

Sebagai seorang pengusaha yang memiliki puluhan bidang usaha, Chairul Tanjung atau yang dikenal dengan sebutan CT ini tentu memiliki peran dan pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa ini, setidaknya dalam menciptakan lapangan pekerjaan dengan menyerap ratusan ribu tenaga kerja di Indonesia.

 

Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.


Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Sementara di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. 


Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar. Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar. Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia.


Chairul Tanjung memiliki naluri bisnis sejak masih belia. Dan ketika kuliah, Ia mulai berbisnis. Tingginya biaya kuliah, membuat jiwa bisnis Chairul Tanjung muncul saat itu. Untuk membiayai kuliahnya, Ia pernah membuka usaha foto kopi di kampusnya. Ia juga pernah berjualan kaos dan buku kuliah stensilan.


Setamat kuliah, bersama partnernya, Chairul membangun sebuah pabrik sepatu. Setelah 3 bulan awal dimulainya pabrik tersebut dilalui dengan terlunta-lunta dengan tanpa pesanan. Setelah beberapa lama akhirnya Chairul memutuskan berhenti berpartner dan mulai membangun bisnis dengan modal pribadi dan menjelma menjadi pengusaha yang mandiri.