Obsession Awards 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 31 March 2017

Naskah: Suci Yulianita, Foto: Dok. Kemenpar/Istimewa

Di bawah kepemimpinan Arief Yahya, Industri pariwisata Indonesia mampu bersinar hingga dunia internasional melalui tagline ‘Wonderful Indonesia’ yang gencar dipasarkan sejak pertama menjabat. Arief juga berhasil meningkatkan posisi Indonesia di dunia yang awalnya pada 2013 lalu berada pada ranking 70 dari 141 negara, meningkat pesat menjadi ranking 50.

 

Bahkan untuk country branding ‘Wonderful Indonesia’ sendiri yang semula tidak ada dalam ranking, meningkat pesat menjadi ranking 47 dari 100 peringkat. Sungguh luar biasa, apalagi berhasil mengalahkan country branding 'Truly Asia Malaysia' (ranking 96) dan country branding 'Amazing Thailand' (ranking 83). Country branding Wonderful Indonesia mencerminkan positioning dan differentiation pariwisata Indonesia.


Sementara dalam Travel and Tourism Index Competitives Index 2015, World Economic Forum (WEF), industri pariwisata Indonesia juga mengalami kenaikan pada 3 pilar yakni, business environment naik 30 tingkat berada di peringkat 63 dunia, international openness naik 59 tingkat berada di peringkat 55, dan air transport infrastructure naik 15 tingkat berada di peringkat 39 dunia.


Yang juga membanggakan, dunia internasional juga melihat potensi kebudayaan Indonesia. World Economic Forum memberi peringkat untuk cultural resources Indonesia yang berada pada Top 20 di seluruh dunia dari total 141 negara. Itu suatu bukti bahwa Indonesia tak hanya memiliki keindahan alam yang terbentang di seluruh propinsi, namun juga memiliki kekayaan budaya yang sungguh hebat dan mempesona dunia.


Ya, menyadari bahwa negeri tercinta Indonesia memiliki sejuta potensi wisata yang tersebar di 34 propinsi, sayang rasanya jika dunia pariwisata tidak dimaksimalkan. Terlebih menurut Arief, industri pariwisata menjadi salah satu sumber devisa terbesar di Indonesia. Selain itu, jika dibandingkan dengan industri lain, bisa dikatakan industri pariwisata memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi, serta memiliki multiflyer effect yang besar. “Kemudian employment. Pariwisata itu menyumbang sekitar 9 – 10% employment di Indonesia,” terang Arief.