Obsession Awards 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 31 March 2017

Naskah: Imam Fathurrohman, Foto: Istimewa

Tak banyak seorang akademisi bergelar guru besar menjadi pemimpin di sebuah daerah. Apalagi seabrek prestasi pun berhasil ia raih, seiring rakyat yang begitu mencintainya. Salah seorang di antaranya adalah
Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr.

 

Sepanjang 7 tahun pengabdiannya, lebih dari 75 penghargaan nasional dan internasional diraihnya, baik penghargaan untuk individu maupun Kabupaten Bantaeng, termasuk 4 kali berturut-turut Piala Adipura, 3 tahun berturut-turut meraih Otonomi Award dan berhasil memenangkan Innovative Government Award (IGA) tahun 2013 yang diadakan Kementerian Dalam Negeri.


Nama Nurdin, demikian pria murah senyum ini akrab disapa, semakin moncer saat disandingkan dengan Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), dan Din Syamsuddin (Ketua PP Muhammadiyah) sebagai ‘tokoh perubahan’ oleh sebuah media nasional di tahun 2015 silam. Tentu bukan sebutan sembarang. Nurdin dinilai telah menjadikan Bantaeng sebagai daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan kesehatan yang fantastis.


Sebelum dirinya menjabat bupati tahun 2008, Bantaeng masuk dalam kategori 199 daerah tertinggal di Indonesia dengan pertumbuhan ekonominya pun hanya 4,7 persen. Kini, Bantaeng menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan. Daerah yang memiliki luas 395,83 Km atau tak lebih besar dari Pulau Madura itu berhasil diubah dan ditingkatkan perekonomiannya.


Nurdin mensiasati APBD sebesar Rp 821 miliar dengan menggalang sumber lain. Perekonomian Bantaeng tumbuh hingga 9,2 persen pertahun serta berhasil meningkatkan indeks pendapatan perkapita warga Bantaeng dari Rp 5 juta menjadi Rp 14,7 juta. Doktor agrikultur dari Kyushu University, Jepang, ini berhasil memajukan kembali varietas sayuran, buah dan hasil-hasil perikanan dengan konsep Agri-Marine Economy.


‘New Bantaeng’. Demikian sebutan bagi daerah yang diubah Nurdin melalui beragam inovasi yang dilakukan tangan ajaibnya. Salah satunya adalah menyulap Bantaeng yang merupakan kawasan langganan banjir menjadi pusat agrowisata dan destinasi yang luar biasa indah.


Jika dulu Bantaeng dikenal dengan semak belukarnya, kini menjadi daerah dengan banyak tempat wisata indah. Nurdin bahkan bercita-cita menjadikan Bantaeng sebagai Singapura-nya Indonesia. Karena itu sebagian besar pusat pemerintahan dan fasilitas pelayanan publik dipindahkan di daerah pantai.