Obsession Awards 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 31 March 2017

Naskah: Andi Nursaiful, Foto: Istimewa

Dialah motor penggerak utama dalam semua pencapaian PT MAP sejak berdiri tahun 1995. Hingga Kuartal III tahun lalu, laba bersih perusahaan melonjak 10 kali lipat dibanding perolehan sembilan bulan pada 2015.

 

Laba bersih sebesar Rp 120 miliar dicapai berkat melonjaknya penjualan yang tumbuh 9,5% menjadi Rp10,3 triliun. Terutama ditopang segmen grosir dan eceran. Sukses diraih setelah tiga tahun melakukan konsolidasi internal dan berbagai inisiatif transformasi. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pun menyematkan peringkat idAA.


Warga negara India kelahiran 1958, ini, bergabung di MAP sejak 1990. Bagi MAP, dialah motor penggerak perusahaan. Namun bagi industri ritel di Tanah Air, Sharma boleh disebut salah satu pionir modern retail di Indonesia. 


Di bawah kepemimpinannya, MAP tumbuh besar dari hanya satu gerai pada 1990 menjadi lifestyle retailer terdepan di Indonesia, dengan lebih dari 22.000 karyawan, lebih dari 2000 gerai retail di 69 kota. 


Sebagai penghargaan atas kontribusinya atas dunia retail di Indonesia, Sharma menjadi salah satu finalis Ernst & Young Entrepreneur of the Year (Indonesia) Award pada 2007, serta CNBC’s Asia Business Leaders Awards pada 2012.
Hingga tahun lalu, MAP di bawah kepemimpinannya tetap menjadi perusahaan yang tumbuh sehat. Perusahaan dengan kode emiten MAPI ini mencatat kenaikan pendapatan sebesar 9,5% di kuartal III/2016 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.


Berdasarkan keterangan resmi perseroan, pendapatan bersih perusahaan meningkat sebesar 9,5% menjadi Rp10,3 triliun dari Rp9,4 triliun yang diraih pada periode yang sama di tahun 2015. Laba usaha tumbuh sebesar 89% dari Rp305 miliar menjadi Rp577 miliar.


Sementara itu, laba bersih untuk sembilan bulan pertama 2016 adalah sebesar Rp120 miliar, atau meningkat dari Rp 20 miliar yang diraih pada periode yang sama di tahun 2015. Total kas dan setara kas yang dimiliki hingga akhir September 2016 mencapai Rp564,70 miliar, atau naik dari Rp503,89 miliar diperiode yang sama tahun sebelumnya.


Keberhasilan kinerja keuangan itu antara lain dicapai berkat konsistensi perusahaan dalam melaksanakan Agenda Transformasi 2014 – 2016, di tengah situasi perlambatan ekonomi nasional sepanjang tahun lalu. Konsolidasi internal dan inisiatif transformasi, membuat inventory level telah kembali normal.


Penjualan ritel merupakan kontributor terbesar perusahaan. Hingga kuartal III 2016, penjualan ritel tercatat Rp 7,05 triliun atau setara dengan 68,51% terhadap total pendapatan bersih Rp 10,29 triliun. Sementara total kuartal III 2016 tersebut tumbuh 9,46% ketimbang realisasi pendapatan bersih kuartal III 2015.