Obsession Awards 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 31 March 2017

Naskah: Sahrudi, Foto: Istimewa

Eksistensinya sebagai politisi tak lahir begitu saja. Ia merangkak dari bawah. Bukan asal jadi dan berkecimpung secara tiba-tiba. Dia juga bukan pengusaha yang ‘nyambi’ sebagai politisi demi kepentingan pribadi.  Bahkan seringkali Fadli Zon mengungkapkan bahwa ketertarikan utamanya lebih kepada budaya yang telah menjadi bagian dari passion dirinya sejak lama. Politik bagi Fadli Zon adalah civic duty. Karena itulah, kiprah pria kelahiran 1 Juni 1971 ini di dalam politik tak punya ‘conflict of interest’ ketika berjuang sebagai wakil rakyat.

 

Nothing to lose, begitulah Wakil Ketua DPR RI ini menjalankan kiprahnya sebagai wakil rakyat. Bahkan saat ini, kontribusinya bagi politik Indonesia juga semakin diakui di panggung global, seiring dengan dikukuhkannya Fadli Zon sebagai Chairman of Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC), atau Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi Sedunia periode 2015-2017.
Nama Fadli Zon identik dengan sosok politisi yang berani melawan arus, dan kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak membumi alias tak merakyat. Perannya sebagai anggota parlemen yang antara lain melakukan pengawasan, benar-benar Ia jalankan tanpa pretensi.


Lahir di tengah keluarga yang sederhana, putera pertama dari tiga bersaudara pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim, ini sudah memperlihatkan kecerdasannya jauh sejak masih remaja. Beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat Ia peroleh selepas SMA. Hebatnya lagi, Ia lulus dengan predikat summa cum laude. Prestasi Fadli Zon ditorehkan baik intra maupun ekstra kampus. Hingga Ia terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) I Universitas Indonesia dan Mahasiswa Berprestasi III tingkat Nasional sehingga didaulat memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate IV (1994) di Malaysia. Kontribusi terhadap almamater, tetap Ia jalankan dengan pernah terpilihnya Fadli Zon sebagai ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia periode 2010-2013.


Fadli Zon juga dikenal sebagai politisi yang memiliki tradisi akademik yang luar biasa. Gelar sarjana Ia peroleh dari Universitas Indonesia dengan mengambil keahlian kajian Rusia. Gelar Master diperolehnya dari London School of Economics and Political Science (LSE)  Inggris, di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade. Hingga pada tahun 2016, Fadli Zon berhasil memperoleh gelar Doktor di bidang Sejarah Pemikiran Ekonomi dari Universitas Indonesia. Tradisi intelektualnya juga diwujudkan dengan menulis puluhan buku dan mendirikan Fadli Zon Library yang saat ini memegang penghargaan dari MURI sebagai perpustakaan pribadi dengan koleksi buku terbanyak di Indonesia.