Obsession Awards 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 31 March 2017

Naskah: Andi Nursaiful, Foto: Istimewa

Di tengah situasi ekonomi yang tidak bersahabat, ia tetap mampu membawa perusahaan mencapai kinerja cemerlang sepanjang tahun lalu. Target laba sebesar Rp 1,1 triliun di awal tahun, sukses dilampaui. Laba bersih tahun berjalan tumbuh pesat yakni 8,7% menjadi Rp 1,13 triliun.

 

Kinerja laba yang positif, seiring kinerja pembiayaan yang tak kalah kinclong. Per 31 Desember 2016, pembiayaan tumbuh 6% menjadi Rp 30,52 triliun. Dari sisi aset, BCA Finance di bawah kepemimpinan Roni, mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,5% menjadi Rp 8,15 triliun. “Terjadi peningkatan karena pembiayaan yang tumbuh, dan ada perbaikan dari sisi NPL,” kata Roni.


Pada tahun lalu, BCA Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp30,7 triliun, melampaui target yang ditetapkan sebelumnya yakni Rp29,5 triliun. Angka ini tumbuh 6% dibanding akhir tahun 2015 sebesar Rp 28,8 triliun.


Penyaluran pembiayaan ini meliputi pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan dan juga anjak piutang. “Target pembiayaan baru (new booking) pada tahun ini diharapkan tumbuh 10% dibanding tahun lalu. Sementara target laba diharapkan tumbuh 5%,” tambah Roni.


Roni mengungkapkan, bunga kredit tetap menjadi andalan perusahaan untuk memacu pembiayaan. BCA Finance menawarkan bunga kredit sebesar 3,60% untuk tenor 36 bulan, dan 4,60% untuk tiga tahun.


Di sisi lain, anak usaha PT Bank Central Asia, Tbk., ini, juga masih mengkaji rencana penurunan besaran uang muka atau down payment (DP), sebagaimana ketentuan yang diterbitkan OJK menjelang akhir tahun lalu.


Dari sisi aset, BCA Finance mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,5% menjadi Rp 8,15 triliun. Kenaikan aset ini disumbang oleh peningkatan piutang pembiayaan konsumen, piutang pihak berelasi, piutang lain-lain dan aset lain-lain pihak ketiga.


 Saat ini portofolio pembiayaan BCA Finance terdiri atas 70% mobil baru dan sisanya 30% merupakan pembiayaan mobil bekas. Dari sisi pembiayaan, lebih dari 90% merupakan pembiayaan mobil penumpang. Sisanya sekitar 10% adalah pembiayaan mobil niaga (komersial).


Roni bukan orang baru di BCA Finance. Sebaliknya, ia sudah bergabung sejak BCA Finance masih bernama PT Sentra Sari Finance pada tahun 2000, lalu berubah nama menjadi PT Central Sari Finance (CSF). Kala itu perusahaan masih berstatus start up, yang merupakan joint venture dengan Jepang.


Ketika kemudian diambil alih oleh BCA (2001) dan berubah nama seperti saat ini, semua mulai kembali dari titik nol. Di sinilah Roni ikut membangun perusahaan dari skala kecil hingga menjadi besar seperti saat ini, lalu kemudian dipercaya memimpin sejak 2008.


“Saya ikut membesarkan sehingga rasa memilikinya kuat. Terus namanya laki-laki saya juga senang dunia otomotif.  Berhubungan dengan otomotif, lihat mobil, enjoy sekali. Menurut saya, ini adalah dream job saya,” tandas peraih gelar  Bachelor of Engineering dari RMIT, Melbourne, Australia (1985).