Obsession Awards 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 31 March 2017

Naskah: Giattri F.P., Foto: Istimewa

Sosok ulama sekaligus umara ini mampu membuktikan kapasitasnya sebagai ulama dan gubernur sama baiknya. Di bawah nakhodanya, NTB mencetak tingkat pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Kecintaan masyarakat kepada Hafiz Alquran  ini pun mengantarkannya menjadi Gubernur Nusa Tenggara Barat selama dua periode.

 

Zainul Majdi akrab disapa Tuan Guru Bajang, sosok ulama kharismatik yang mewarisi darah dari sang kakek, tokoh agama yang paling dihormati di NTB, TGH. M. Zainuddin Abdul Madjid (Tuan Guru Pancor) yang juga pendiri Nahdlatul Wathan (NW) ormas Islam terbesar di NTB.


Kapasitas keulamaan sang kakek bukan hanya kaliber daerah saja, melalui kitab-kitab karyanya, Tuan Guru Pancor juga menjadi ulama yang dihormati oleh ulama Mekkah. Selain darah ulama, ia menuruni darah kepemimpinan dari ayahnya, Djalaluddin, seorang birokrat Pemerintah Daerah NTB.


Lulus dari Madrasah Aliyah, Zainul mulai menunjukkan kapasitas dan minatnya kepada ilmu Agama semakin dalam. Ia memilih untuk memperdalam Islam di tanah Mesir di Universitas Al Azhar. Hebatnya, sebelum memasuki perguruan tinggi, Zainul muda sudah menuntaskan hafalan 30 juz Alquran di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992).


Kemudian pada tahun 1992, Zainul muda berangkat ke Mesir untuk memperdalam ilmunya di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo. Lulus setingkat S1 pada 1996, pria kelahiran Selong, 31 Mei 1972 ini memilih melanjutkan pendidikannya ke jenjang master. Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (M.A.) dengan predikat Jayyid Jiddan.


Tidak tanggung-tanggung dalam menimba ilmu, Zainul terus meningkatkan keilmuannya dengan melanjutkan program S3 doktor di bidang yang sama. Pada 8 Januari 2011, Zainul lulus dengan predikat Martabah EL-Syaraf El Ula Ma`a Haqqutba atau Summa Cumlaude.


Tak pernah terbayang bagi seorang ulama seperti Zainul untuk terjun ke pentas politik. Semuanya berawal karena hubungan akrab dengan tokoh reformis Yusril Ihza Mahendra yang mengajaknya maju sebagai anggota DPR-RI dari Partai Bulan Bintang.


Pilihannya masuk ke dalam politik bukan tanpa alasan. Menurutnya dalam pengalamannya selama berdakwah, banyak sisi dakwah yang tidak bisa disentuh dengan kultural saja, tapi harus secara sistem melalui struktur politik.


Zainul pun terpilih sebagai anggota legislatif periode 2004-2009. Belum genap dalam masa jabatannya, tantangan untuk memimpin lebih tinggi menghampirinya. Banyak calon yang ingin meminangnnya sebagai calon wakil gubernur, namun Yusril justru meyakinkannya untuk maju sebagai calon gubernur NTB. Diusung PBB dan PKS, ia sukses terpilih menjadi gubernur NTB periode 2008-2013.


Namanya mungkin tak setenar Gubernur lainnya yang wajahnya sering menghiasi berbagai media dan saluran televisi nasional. Namun kepemimpinan dan kinerjanya dalam memajukan daerahnya terbilang luar biasa.


Bukan hanya dalam pembangunan ekonomi untuk NTB, prestasi yang diukirnya selama menjadi provinsi berjuluk Bumi Gora itu antara lain meraih penghargaan sebagai Gubernur Termuda di Indonesia oleh Museum Rekor Dunia Indonesia saat dilantik pada 28 Oktober 2009.