Oleh: -

Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Istimewa

Melambungnya nama Sido Muncul sebagai perusahaan jamu dan obat terbesar di Indonesia tidak lepas dari seorang Sofjan Hidayat. Pada saat masih dipercaya sebagai Direktur Utama, Sido Muncul mampu tampil dengan kinerja yang membanggakan. Pendapatan perusahaan di setiap triwulannya melonjak naik. Inovasi juga terus dilakukan sebagai strategi untuk mengembangkan perusahaan.

 

Sofjan dipercaya sebagai Direktur Sido Muncul pada 2016 lalu. Ia dikenal sebagai arsitek suksesnya distribusi Sido Muncul ke seluruh Nusantara dan mancanegara. Ia dinilai banyak orang berhasil memacu penjualan melalui inovasi produk secara terus menerus. Hal itu bisa dilakukan oleh Sofjan karena ia sendiri sudah berpengalaman selama puluhan tahun memegang PT Muncul Mekar, sebagai distributor utama seluruh produk-produk Sido Muncul. Sukses memimpin Sido Muncul kini Sofjan dipercaya sebagai Komisaris Utama.  Pada masa kepemimpinannya Sido Muncul mampu melakukan ekspansi pasar dari Sabang sampai Merauke. Bahkan Sido Muncul mampu membuka pasar di Australia, Filipina, Malaysia, Singapura, sampai Nigeria. Karena itu, Sofjan yakin penjualan semua produk korporasi berkode emiten SIDO ini akan terus tumbuh dari tahun ke tahun. Dengan kinerjanya yang baik Sofjan sudah membuktikan bahwa seorang CEO harus memiliki sifat profesional, mampu memimpin, dan semakin bekerja keras.

 

Dengan inovasi yang dilakukan ia berhasil membawa perusahaannya bersaing di pasar global. Dari sisi pendapatan berdasarkan laporan keuangan, Sido Muncul membukukan keuntungan sebesar Rp533 miliar sepanjang 2017 atau meningkat 11 persen dari laba bersih tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut, turut didukung kenaikan laba kotor dari Rp1,06 triliun pada 2016 menjadi Rp1,16 triliun di 2017, atau naik sebanyak 8,8%. Margin laba kotor emiten jamu ini naik dari 41,7% menjadi 45,1%. Perusahaan pun mampu membagikan dividen kepada para pemegang saham dengan total nilai Rp430 miliar atau 80 persen dari laba bersih perusahaan.  Penjualan bersih Sido Muncul pada tahun lalu mencapai Rp2,57 triliun. Penjualan segmen jamu herbal & suplemen tumbuh 11,3% menjadi Rp 1,69 triliun di tahun 2017 dari periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp1,52 triliun. 

 

Kontribusi terbesar pada segmen ini, masih disumbang kelompok produk Tolak Angin Cair disusul oleh produk baru, Tolak Linu. Segmen makanan dan minuman mencatat penurunan penjualan dari Rp963,2 miliar di tahun 2016 menjadi Rp794,8 miliar di tahun 2017 atau turun sebesar 17,5%. Penurunan terutama masih terjadi pada kelompok produk Kuku Bima Ener-G. Meskipun begitu, penjualan segmen farmasi di 2017 bertumbuh 11% menjadi sebesar Rp88,5 miliar dari tahun sebelumnya. Segmen ini berkontribusi sebesar 3,4% atas total penjualan bersih SIDO.

 

Di sisi lain, beban usaha turut mengalami peningkatan 5,5% menjadi Rp536,22 miliar, disertai penurunan penghasilan beban lain-lain mencapai 19,4% menjadi Rp56,15 miliar tahun lalu. Sedangkan untuk laba bersih per saham, jumlahnya turut mengalami kenaikan dari 2016 sebanyak Rp32,5 per saham menjadi Rp35,9 per saham di 2017. Pada kuartal 1-2018 perusahaan membukukan kenaikan laba bersih signifikan sebesar Rp169,08 miliar atau naik 32,57% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp127,54 miliar. Kenaikan laba, didukung peningkatan pendapatan sebesar 2,88% menjadi Rp620,84 miliar dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp603,48 miliar.

 

Sementara beban pokok penjualan pada 2018, turun 8,38% menjadi Rp314,95 miliar dibandingkan beban pokok penjualan tahun lalu sebesar Rp343,75 miliar. Adapun nilai aset perusahaan pada 2018, naik 5,50% menjadi Rp3,33 triliun dibandingkan aset tahun lalu sebesar Rp3,16 miliar.