Oleh: -

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

Prof. Ir. Joni Hermana, M.ScES. Ph.D. merupakan salah satu sosok yang penuh integritas tinggi di dunia Pendidikan nasional. Telah banyak pencapaian yang ditorehkan sejak pertama menjabat Rektor ITS pada 2015 lalu. Antara lain, mengubah status ITS menjadi PTN-BH yang ideal, kemudian membawa ITS lebih banyak berkontribusi secara nasional dalam bidang science dan teknologi, serta membawa ITS mampu berkontribusi di dunia internasional agar dapat mengangkat marwah bangsa Indonesia untuk lebih diakui di dunia internasional.

 

Yang juga membanggakan, ITS terpilih sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang paling tinggi capaian inovasinya dalam hal saintek oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI pada tahun 2017. Kemudian jika dilihat dari ruang lingkup skala internasional, kini sudah semakin banyak mahasiswa, dosen maupun tenaga kependidikan yang melakukan kerjasama dan magang dengan Perguruan Tinggi luar negeri. “Dan kalau dilihat dari indikator publikasi internasional saat ini, kita merupakan Perguruan Tinggi dengan percepatan publikasi internasional yang paling tinggi di Indonesia. Jadi kenaikan kita cukup drastis,” ungkap penghobi traveling dan membaca ini.

 

Prestasi mahasiswa ITS juga patut diacungi jempol lantaran meningkat tiap tahunnya. Prestasi mahasiswa dari total sekitar 700-an prestasi pada 2016 melonjak tajam menjadi sekitar 930 prestasi pada 2017 lalu. Mahasiswa ITS mampu unjuk gigi di dunia internasional terutama dalam bidang science dan teknologi, seperti pada 2017 lalu berhasil meraih prestasi juara dunia di ajang American Institute of Chemical Engineers (AIChE) Chem-E-Car Competition 2017 di  Minneapolis, Amerika Serikat, yaitu lomba bidang otomotif berbahan dasar kimia yang diikuti puluhan Perguruan Tinggi lainnya dari seluruh dunia. 

 

Bagi Joni, memimpin sebuah Perguruan Tinggi besar seperti ITS tidaklah mudah. Ada kendala dan tantangan yang harus dilalui dan dicari jalan keluarnya. Salah satunya, adalah infrastruktur seperti peralatan lab yang masih belum memadai. Untuk itu Joni merancang beberapa strategi, seperti, melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Luar Negeri yang memiliki peralatan laboratorium lengkap. Sebagai Perguruan Tinggi yang unggul dalam bidang Science dan Teknologi, ITS memang dituntut untuk bisa melahirkan dan menggerakkan para dosen peneliti agar bergairah dan semangat melakukan penelitian. Hal itu tentu menjadi tanggung jawab Joni selaku Rektor ITS untuk mendorong mereka melakukan penelitian lebih banyak lagi. Jika kelak ia tak lagi menjabat Rektor, ia ingin meninggalkan ITS dengan suasana akademik yang kondusif di dalam kampus, serta menciptakan sebuah sistem manajemen yang berjalan dengan baik sehingga sangat membantu pekerjaan, siapapun pemimpinnya nanti.

 

Di usia negara tercinta Indonesia yang ke-73 tahun, Joni berharap perlu adanya reformasi di dunia Pendidikan nasional. Menurutnya, orientasi nilai yang selama ini menjadi acuan prestasi kurang tepat untuk mencetak generasi penerus bangsa. “Karena tidak dilihat bagaimana mengubah anak bangsa menjadi generasi yang lebih baik dari attitudenya, tapi justru berkaitan dengan nilai yang harus diraih. Terus terang saya lebih gelisah jika melihat orang yang tidak tahu aturan, tidak tahu etika daripada melihat yang tidak bisa Matematika. Itu kan bisa dilatih, tapi kalau melatih kejujuran ini kan dibutuhkan waktu yang sangat lama. Jadi menurut saya sekarang ini nggak usah selalu mengejar angka,” tutup Joni.