Oleh: -

 

Naskah: Arif Rahman Hakim Foto: Istimewa

Dipercaya menjadi Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak 2010, Prijono merupakan orang lama di perusahaan otomotif ini. Ia sukses membawa emiten dengan kode saham ASII ini semakin besar.

 

Sepanjang 2017 Astra mencatatkan  laba bersih sebesar Rp 18,88 triliun atau mengalami kenaikan jika dibandingkan 2016 lalu perseroan meraih laba bersih sebesar Rp15,15 triliun. Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh pendapatan perseroan yang mengalami kenaikan sebesar 14 persen menjadi Rp206,1 triliun dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp181,1 triliun. Sedangkan dari sisi nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 3.054 pada 31 Desember 2017, meningkat 10 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2016 sebesar Rp 2.765. “Setelah mencetak kinerja keseluruhan yang baik pada tahun 2017, Grup Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat,” kata Prijono dalam keterangan resmi.

 

Astra membukukan kenaikan pendapatan sebesar 14% (yoy) dari sebelumnya Rp48,78 triliun, menjadi Rp55,82 triliun pada kuartal I/2018. Prijono mengungkapkan, pada kuartal pertama 2018, pangsa pasar mobil dan motor perseroan menurun. Selain itu laba bersih lini agribisnis perseroan menurun akibat pelemahan harga. “Grup Astra memperkirakan akan terus mendapat keuntungan dari harga batu bara yang stabil, sementara persaingan di pasar mobil diperkirakan semakin meningkat,” kata Prijono. Dari laporan keuangan perseroan, kinerja kuartal I/2018 Astra terdorong oleh kontribusi beberapa lini bisnis, yaitu segmen alat berat, dan pertambangan, konstruksi, dan energi.

 

Kendati demikian peningkatan kontribusi dari segmen-segmen tersebut tidak dapat mengompensasi penurunan pada segmen otomotif dan agribisnis. Adapun nilai utang bersih perseroan per 31 Maret 2018 adalah sebesar Rp2,4 triliun turun dari pembukuan nilai kas bersih per 31 Desember 2017 yang sebesar Rp2,7 triliun. Kondisi tersebut terutama disebabkan oleh investasi Grup pada jalan tol, Go-Jek, dan belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan. Secara rinci perseroan membukukan kenaikan laba bersih 68% dari kelompok segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi, dan kenaikan sebesar 4% dari segmen teknologi informasi. Kenaikan laba bersih segmen alat berat disumbang oleh laba bersih PT United Tractors Tbk. yang pada kuartal I/2018 naik 69% menjadi Rp2,5 triliun.

 

Prijono yang dilahirkan tahun 1960 menjabat Presdir Astra International sejak 1 Maret 2010 dan sebelumnya menjabat sebagai Direktur perseroan periode 2001 - 2010. Saat ini iajuga menjabat Presiden Komisaris PT United Tractors Tbk dan PT Astra Honda Motor. Sebelum bergabung dengan Astra pada 1990 Prijono adalah Sales Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia. Ia pernah menjabat Presiden Komisaris PT Pamapersada Nusantara (2007–2009), Wakil Presiden Komisaris PT Federal International Finance (2007-2010), Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk (2010-2017), Wakil Presiden Komisaris PT Toyota-Astra Motor (2010-2015), dan Wakil Presiden Komisaris PT Astratel Nusantara (2013-2015).

 

Ia menyandang gelar Dipl.-Ing. di bidang Teknik Mesin dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman, tahun 1984 dan gelar Dipl.-Wirtschaftsing. di bidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Jerman ahun 1986. Tahun 2014 ia menerima penghargaan sebagai Asia Business Leader of The Year dari CNBC.