Oleh: -

Naskah: Giattri F.P. Foto: Sutanto

‘Integritas’ adalah alasan utama Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen (Pol) Heru Winarko sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI. Tak ingin menyianyiakan amanah tersebut, tanpa banyak kata, ia menjuruskan sejumlah langkah dalam pemberantasan dan pencegahan tindak pidana narkoba di tanah air.

 

Sebagai langkah awal, Heru mengoptimalkan kedeputian yang ada di BNN sesuai dengan Undang-Undang Narkotika, mulai Kedeputian Pemberantasan hingga Kedeputian Rehabilitasi. Yang kedua, melakukan pembenahan eksternal dengan meningkatkan sosialisasi serta pendekatan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan yang ada untuk samasama mendeklarasikan bahwa narkoba adalah musuh bersama. Ketiga, meningkatkan kerja sama di bidang regional. BNN terus berupaya melakukan sinergitas dengan instansi. Selain dengan Bea Cukai dan Polri, BNN juga membangun koordinasi dan kerjasama dengan Bakamla dan TNI AL dalam upaya mencegah Narkoba masuk ke Indonesia melalui perairan (Laut).

 

Heru menguraikan, laut menjadi pintu masuk utama atas sejumlah narkoba yang berhasil disita oleh BNN dan Polri. Kerjasama terkait pengawasan dan penjagaan laut dari penyelundupan narkoba terus ditingkatkan. “Penggagalan penyelundupan narkoba 1 ton sabu di Batam yang dilakukan oleh TNI AL adalah hasil kerjasama progresif BNN dengan TNI AL,” kata suami dari Syahria Wijayati tersebut. Pemberdayaan kawasan pesisir juga dilakoni BNN dalam rangka memutus jaringan peredaran narkotika di Indonesia. Nelayan perlu diberikan pembekalan dan pengetahuan serta dukungan ekonomi melalui pendampingan usaha lainnya agar terhindar dari keinginan membawa narkotika. 

 

Dalam pemberdayaan ini nantinya juga membutuhkan dukungan Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Peternakan, Kementerian Pedesan dan Masyarakat Tertinggal dan yang lainnya, dalam dukungan program baik pemberian bantuan bibit benih maupun pelatihan kecakapan (life skill) maupun bimbingan usaha lainnya. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir diharapkan sejalan dengan program Grand Design Alternatif Development (GDAD 2016-2025) yang saat ini sedang berjalan. Sedangkan untuk luar negeri, BNN terus berupaya membangun kerjasama dengan negara sumber narkoba, negara tetangga, dan berbagai pihak yang dapat membantu Indonesia mencegah narkoba masuk ke tanah air.

 

Heru memaparkan, rute narkoba yang diduga berasal dari negara-negara wilayah ‘Segi Tiga Emas’ diselundupkan ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur langsung dari wilayah tersebut dan jalur transit ke negaranegara tetangga, khususnya Malaysia dan Singapura. “Pertukaran data dan informasi intelijen terkait rute dan jaringan narkoba internasional terus dilakukan oleh BNN,” ungkap pria yang mahir bermain piano itu. Heru juga memperkuat persenjataan BNN dalam upaya pemberantasan narkotika, khususnya update terkait kemampuan persenjataan BNN tiap tahunnya.

 

Ia juga mengoptimalkan sumber daya manusianya. Untuk mengakomodasi ini, ia telah berkoordinasi dengan Deputi Bidang Pembenrantasan Irjen Arman Depari untuk melakukan operasi secara masif di semua lini, baik pencegahan maupun pemberantasan. “Ada tujuh direktorat di BNN yang siap operasi secara masih,” tegas ayah dari Masaya Syahnaz tersebut. Kampanye Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) juga dilakukan BNN, menurut sosok hangat dan bersahaja ini adalah upaya yang efektif dan efisien dalam rangka mencegah, melindungi dan menyelamatkan warga negara dari ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba. Untuk mensukseskan program P4GN, Heru berharap, para menteri di lingkungan kerjanya, memasukkan P4GN dimasukkan ke dalam program mereka termasuk pemerintah provinsi, kabupaten.