Oleh: -

Naskah: Giattri F.P. Foto: Fikar Azmy

Usianya terbilang muda, baru menginjak kepala empat. Namun, kiprahnya di dunia aviasi, tak dapat dipandang sebelah mata. Sebagai CEO PT Whitesky Aviation, Denon B. Prawiraatmadja berhasil membawa perusahaan tersebut terdepan di bisnis pelayanan charter helikopter. Tak henti sampai di situ, ia pun menginisiasi pembangunan heliport pertama di Indonesia.

 

Belakangan, Whitesky Aviation semakin dikenal publik lantaran menawarkan Helicity, yakni taksi udara berbasis helikopter yang ditujukan sebagai kendaraan alternatif di perkotaan. “Saya tak ingin citra helikopter sebagai moda transportasi hanya bisa diakses oleh orang-orang berduit,” ujar Denon. Di bawah kepemimpinan Denon, Helicity disiapkan menjadi sebuah transportasi udara yang memberikan manfaat kepada masyarakat dan kontribusi kepada negara. Maka tak ayal berkat leadership dan visinya, baru-baru ini ia diganjar penghargaan ‘In Honor of being the pioneer of the Air Taxi market in Indonesia’ dari Bell Helicopter A Textron Company, produsen helikopter berbasis di Amerika Serikat. “Kini, kami tengah mengembangkan Helicity Apps yang akan menawarkan beragam fitur menarik, misalnya menentukan titik take -off dan landing, informasi jarak tempuh dan estimasi waktu serta biaya,” imbuh ayah tiga anak itu.

 

Selain berinovasi agar masyarakat dapat mengakses helikopter lebih mudah dan murah, belum lama ini ia juga menggandeng Bell Helicopter untuk mengembangkan bisnis manajemen helikopter di Indonesia. Akselerasi lain yang Denon lakukan adalah menginisiasi pembangunan heliport di Indonesia. Dalam hal ini, pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Angkasa Pura II. Bandara khusus helikopter itu akan menempati lahan sekitar 2,8 hektare. Lokasinya di Jalan Perimeter Selatan, Neglasari atau di sekitar area Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

 

Denon memaparkan, heliport tersebut akan menjadi terminal utama Helicity yang melayani penumpang airline di Soekarno-Hatta baik yang ingin ke Jakarta atau kota-kota di sekitarnya maupun sebaliknya, mereka bisa memiliki pilihan transportasi yang cepat, yakni menggunakan helikopter. Selain itu, heliport bisa digunakan untuk evakuasi medis, baik dari luar kota menuju rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya maupun ke luar negeri menggunakan maskapai penerbangan. Heliport tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia dengan fasilitas lengkap untuk bandara helikopter, antara lain sejumlah helipad, shooting point, hanggar khusus helikopter, kawasan kantor, juga fasilitas beserta personel untuk evakuasi medis. “Saat ini sudah mulai pekerjaan pemagaran dan persiapan lahan, mudahmudahan tahun 2019 sudah rampung. Kalau ini jadi diharapkan membuat interpretasi dunia terhadap Indonesia benar-benar look forward di bidang transportasi masa depan,” ungkap penggemar golf ini.

 

Menutup pembicaraan Denon menuturkan pandangannya terhadap wajah Indonesia di usia ke-73 tahun, khususnya di dunia aviasi. Di era pemerintah Joko Widodo, meski pembangun infrastruktur begitu menggeliat, namun tak lupa memperhatikan dunia aviasi melalui Kementerian Perhubungan. Kini Uni Eropa (UE) telah mencabut larangan terbang maskapai penerbangan Indonesia dari daftar maskapai yang tidak memenuhi standar keselamatan internasional. “Kita juga telah mendapat pengakuan positif dari dunia internasional, antara lain meraih kategori 1 dari Federal Aviation Administration (FAA),” jelasnya.Selain itu, hasil audit dari Universal Safety Oversight Audit Programme (USOAP) yang dilakukan International Civil Aviation Organization (ICAO) terhadap keselamatan penerbangan Indonesia mencatatkan hasil positif, yakni masuk dalam peringkat ke-55 dari sebelumnya di urutan 151 di antara negara-negara Asia Pasifik. “Saya berharap, kita tidak hanya mempertahankan pencapaian ini, tapi bisa mengimprovisasi. Terlebih Indonesia adalah negara Archipelago yang memiliki banyak potensi,” pungkasnya.