Oleh: -

Naskah: Popi Rahim Foto: Istimewa

Ferry Yunardi sukses sebagai digital entrepreneur dengan Traveloka-nya. Penyandang gelar Master of Business Administration di Harvard Business School, Amerika Serikat (2011-2012) tersebut berhasil menggiring perusahaan yang dibentuknya pada tahun 2012 ini dalam jajaran perusahaan startup “Unicorn” Indonesia yang kini memiliki nilai valuasi pendanaan lebih dari USD1 miliar.

 

Di Harvard University, pengusaha muda kelahiran Padang, 16 Januari 1988 ini, tertarik untuk mengembangkan perusahaan rintisan (startup). Ia memilih startup di bidang mesin pencari tiket pesawat karena ia merasa kesulitan saat memesan tiket Amerika – Indonesia. Berawal dari solusi untuk memecahkan permasalahannya sendiri, Ferry mengembangkan sebuah mesin pencari tiket pesawat dengan teknologi yang lebih modern, fleksibel, dan praktis. Kepiawaiannya dalam membangun bisnis Traveloka dari nol pun berbuah manis, ia dinobatkan sebagai entrepreneur sukses di bawah usia 30 tahun di Asia oleh Forbes tahun 2017. Ferry cukup berani memulai debutnya di industri e-ticketing pada usia 23 tahun atau pada 2012 silam. Tak heran, bos situs mesin pencari ‘Traveloka’ ini masuk dalam daftar 300 pengusaha muda sukses.

 

Bukan perkara modal besar, kesuksesan tersebut adalah hasil dari tekad, kreativitas, kerja keras, dan kesabaran yang menyatu. “Penghargaan ini merupakan representasi capaian positif seluruh tim Traveloka di mana kami selalu bekerja keras untuk memberikan produk dan layanan terbaik kepada customer,” kata pria yang juga alumnus Science and Engineering, Purdue University, Amerika Serikat (2004-2008). Tak hanya itu, di tangan pekerja sebagai Software Engineer di Microsoft, Seattle, Amerika Serikat (2008-2011) ini, Traveloka berkembang pesat karena memiliki pelayananan yang maksimal terhadap custumernya. Pada tahun 2015 Traveloka menyabet penghargaan sebagai aplikasi terbaik di Google Play. 

 

Pencapaian ini juga tidak luput dari pantauan investor asing. Traveloka dipilih sebagai startup pertama di Asia yang menerima penanaman modal seri A dari Global Founders Capital (GFC). Sebagai informasi, GFC adalah firma permodalan yang dimiliki oleh Samwer bersaudara dari Rocket Internet. Ini membuktikan, investor dunia melihat Traveloka memiliki potensi untuk menguasai pasar industri travel Asia Tenggara. Sebagai raksasa di industri internet, Rocket Internet tidak memiliki startup yang bergerak di industri travel di Asia. Namun kini, Traveloka telah tercantum dalam portofolio mereka, meski secara terpisah didanai oleh GFC.

 

Traveloka telah membuktikan diri sebagai brand yang berhasil membangun ikatan emosi dengan konsumennya, dibuktikan dengan masuknya Traveloka dalam ‘The Top 20 Most Meaningful Brands’ di Indonesia. Perusahaan internet penyedia aplikasi travel booking untuk destinasi lokal dan internasional ini juga meraih Top Brand Award 2016 untuk dua kategori ‘Top Brand Spectacular Moment’, yakni Situs Online Booking Tiket Pesawat dan Situs Online Reservasi Hotel dengan Top Brand Index (TBI) sebesar 74.8% dan 59.6%. Penghargaan ini menjadi prestasi gemilang bagi Traveloka yang berhasil mempertahankan gelar Top Brand selama dua tahun berturut-turut.

 

Sebelumnya, pada 10 Agustus 2016, Traveloka juga berhasil menduduki peringkat pertama di kategori ‘One to Watch’ dalam Top 50 Most Valuable Indonesian Brands 2016 yang dirilis oleh WPP dan Milward Brown. Traveloka mencatat angka pertumbuhan nilai brand (brand potential) tertinggi di antara perusahaan privat online lainnya di Indonesia, yaitu sebesar 33%.