Kiprah Kabinet Kerja Di 73 Tahun kemerdekaan Sebuah Pencapaian

Oleh: Andi Nursaiful (Administrator) - 31 October 2014

Naskah: Purnomo Foto: Istimewa

Langkah Adi Adriansyah Sjoekri memberikan perhatian lebih kepada masyarakat melalui program corporate social responsibility (CSR) patut diacungi jempol. Sasaran di sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi dinilai tepat karena langsung pada kebutuhan masyarakat.

 

Ya, di bawah kepemimpinannya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berperan aktif mengembangkan CSR bagi lebih dari 42.000 warga di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, yang berada di lokasi pertambangan. Tahun lalu, total realisasi CSR sebesar Rp9,712 miliar yang terdistribusi pada empat sektor tersebut. Rinciannya, program CSR di bidang pembangunan infrastruktur menyerap dana mencapai 43,62 persen. Sektor pembangunan ini meliputi jalan, sekolah, jembatan dan infrastruktur lainnya. Sementara di sektor pendidikan, CSR emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) berkode MDKA ini mencapai 30,72 persen. Di bawahnya, CSR oleh MDKA menyasar pemberdayaan ekonomi dengan besaran 15,36 persen. Terakhir, untuk porsi kesehatan MDKA mengalokasikan dana CSR sebesar 4,28 persen.

 

Perhatian Adi juga diberikan bagi penyerapan tenaga kerja lokal. Hingga Maret 2018, tenaga kerja yang terlibat dalam proyek tambang ini mencapai 2.099 orang dengan 99 persen adalah tenaga lokal. Sisanya merupakan ekspatriat. Dari jumlah tenaga kerja, 60 persen adalah warga Banyuwangi dan 38 persen di dalamnya berasal dari Kecamatan Pesanggaran. Rupanya, Adi sadar betul bahwa keterlibatan tenaga lokal merupakan salah satu kunci sukses dan lancarnya bisnis MDKA. Utamanya untuk mendongkrak harapan menjadi perusahaan tambang nasional kelas dunia. 

 

Adi memang bukan ‘orang baru’ di bisnis tambang. Anggota Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) ini memiliki pengalaman yang luas dan sesuai di bidang pertambangan, baik secara profesional maupun akademis. Ia berpengalaman lebih dari 26 tahun bekerja di beberapa perusahaan pertambangan terkemuka seperti Billiton Group, PT Newmont Nusa Tenggara, dan PT Newmont Pacific Nusantara, sebelum menjadi konsultan, dan selanjutnya menjadi Direktur Sumatra Copper & Gold Plc. Di tangannya, MDKA mencatatkan prestasi cukup mentereng. Sampai kuartal I 2018, MDKA telah membukukan pendapatan bersih USD84,7 juta dengan perolehan laba bersih USD30 juta.

 

“Ada beberapa faktor positif yang mendukung operasi perusahaan, yaitu perpaduan antara harga pasar emas, tingkat produksi, dan kinerja biaya yang baik dari manajemen perusahaan,” terang Adi yang juga merupakan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut. Di sisi lain, peraih gelar Master of Science dari Colorado School of Mines, Golden, USA, ini sukses membawa MDKA mewujudkan komitmen kepada para investornya bahwa dua tahun setelah IPO, MDKA sudah dapat berproduksi. Ini merupakan pencapaian bagus dan menunjukkan kapasitas perusahaan sangat kompetitif dan kompeten di industri tambang dunia.

 

Selain itu, produksi tambang Tujuh Bukit juga didukung oleh efisiensi yang optimal didukung sejumlah faktor, di antaranya karena teknologi penambangan yang menggunakan metode pengolahan low energy heap leach. Sampai dengan kuartal I-2018, MDKA memproduksi emas sebanyak 28.661 ons emas dan 19.727 ons perak dengan harga jual rata-rata emas USD1.334 per oz dan perak USD17 per oz. Dengan demikian MDKA meraih penjualan sebesar USD74,5 juta dengan laba bersih sebesar USD25,1 juta.