Kiprah Kabinet Kerja Di 73 Tahun kemerdekaan Sebuah Pencapaian

Oleh: Andi Nursaiful (Administrator) - 31 October 2014

Naskah: Sahrudi Foto: Dok. Pribadi

Tak salah menempatkan Arya Suprihadi sebagai Direktur Utama PT Mandiri Tunas Finance (MTF). Betapa tidak, alumnus Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia yang meraih Master Science in Finance serta Master of Business Administration dari University of Colorado, Denver, USA, ini memang piawai dalam menjalankan roda bisnis di industri jasa pembiayaan.

 

Dengan konsep “selalu benar dari awal”, ia bersama teamnya mampu mendongkrak performa bisnis perusahaan. “Karena dengan konsep “selalu benar dari awal” ini kami harus tepat dalam memilih segmen, benar dalam proses kredit dan benar dalam memonitor collection serta kualitas kredit,” ujarnya sembari menambahkan bahwa agresivitas pembiayaan MTF ini tetap konsisten dalam menjaga kualitasnya. Dengan tangan dinginnya, MTF berhasil meningkatkan kinerja di semester I -2018 dengan lending Rp 13,4 triliun tumbuh 37,5% YoY. Peningkatan asset Rp 16,11 triliun tumbuh 27,8% YoY profit Rp 200,5 miliar yang berarti tumbuh 72,10% YoY dan status NPL atau kredit macet yang hanya 0,86%. “Membaik dari tahun sebelumnya yaitu 1,31%,” ucap Arya.

 

Dengan performa yang cemerlang, pria kelahiran Surabaya 17 Februari 1971 ini bertekad terus meningkatkan target MTF. Untuk tahun 2018 ini misalnya, MTF bisa menyalurkan lending sebesar Rp 24 triliun. Tentu dengan langkah strategis yang telah disiapkan yakni meningkatkan kerja sama dengan all dealer dan all brand kendaraan. Kemudian meningkatkan produk kredit multiguna dan kredit modal kerja dengan agunan BPKB. “Selain itu juga meningkatkan referral dari Bank Mandiri untuk segmen customer individual, retail maupun corporate atau commercial. Tentunya dengan memanfaatkan jaringan Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia. Langkah lainnya adalah meningkatkan direct marketing melalui sarana online yaitu dengan telemarketing dan bekerjasama dengan market place,” papar mantan Direktur Keuangan MTF ini. 

 

Arya juga memperkuat inovasi di bidang digital baik dari sisi account acquisition, customer service dan account maintenance untuk mencapai operational excellent melalui integrasi informasi teknologi yang terpadu. Di antaranya adalah aplikasi MTF GO yang dapat didownload di handphone untuk memudahkan customer mengetahui jenis produk MTF, harga kendaraan, simulasi perhitungan kredit maupun informasi status data customer yang sudah menjadi nasabah di MTF. Untuk mempercepat proses kredit, MTF menerapkan SPRINT yaitu sentralisasi Processing Input, sebuah teknologi digital untuk memotret data-data, dokumen serta foto hasil survey yang selanjutnya secara automatisasi terkirim ke sentral processing MTF. “Proses keputusan kredit tersebut menggunakan Aproval Mobile yang otomatis melakukan proses,” jelas Arya. 

 

Integrasi teknologi sistem lainnya, lanjut Arya adalah aplikasi Mobile Collection yaitu aplikasi yang mempermudah tim penagihan di lapangan untuk merekam aktifitas karyawan collection dan hasil proses tagihan. Dan semua aktivitas kegiatan kerja tersebut dievaluasi menggunakan aplikasi MTF Report yang dapat memonitor kinerja cabang MTF di seluruh Indonesia secara real time melalui handphone,” beber Arya lebih lanjut. Sementara itu, pandangannya mengenai Republik Indonesia di usia yang ke-73, Arya mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong pembangunan infrastruktur dan interkoneksi daerah-daerah. “Hal tersebut akan mendorong adanya kebutuhan akan kendaraan baik passenger maupun komersial dan ini tentunya akan meningkatkan ekonomi di daerah tersebut,” pungkasnya.