Kiprah Kabinet Kerja Di 73 Tahun kemerdekaan Sebuah Pencapaian

Oleh: Andi Nursaiful (Administrator) - 31 October 2014

Naskah: Giattri F.P. Foto: Istimewa

Tak salah masyarakat memilih Longki Djanggola sebagai Gubernur Sulawesi Tengah selama dua periode, yakni 2011-2016 dan 2016-2021. Beragam prestasi ditorehkannya di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pendidikan, wisata, hingga kesehatan.

 

Sepanjang 2017, pria yang sebelumnya sukses memimpin Kabupaten Parigi Moutong hampir dua periode ini berhasil membawa Sulteng mencatat pertumbuhan perekonomian sebesar 7,14 persen. Hal itu tak lepas dari inovasi besar dalam kategori ekonomi dan investasi. Suami dari Zalzulmida Aladin tersebut melakukan inovasi berupa kemudahan izin usaha untuk investor melalui Sistem Informasi Investasi dan Pelayanan Perizinan dan Non PerizinanTerpadu (e-SiiDAT).  Ada 209 izin usaha yang kewenangannya berada di tangan gubernur telah diserahkan pelayanannya masuk dalam aplikasi dan proses pengurusan izin dipangkas dari 40 hari menjadi hanya 17 hari.

 

Tidak heran bila arus investasi masuk ke Sulteng selama ia memimpin provinsi berpenduduk hampir 3 juta ini sangat melejit. Kerja cerdasnya itu pun berbuah manis, pada 2017 lalu ia diganjar penghargaan Kepala Daerah Inovatif. PDRB perkapita Sulteng juga meningkat signifikan dari Rp41,14 juta pada tahun 2016 menjadi Rp45,26 juta tahun 2017. Ketimpangan pemerataan pendapatan individu yang dilambangkan oleh Indeks Gini di Sulawesi Tengah mengalami penurunan, yakni dari 0.347 poin pada tahun 2016 menjadi 0.345 Poin pada tahun 2017 lalu. Dari perspektif pembangunan pendidikan dan kesehatan yang direfleksikan sebagai keberhasilan pembangunan sosial, mengalami perbaikan IPM dari 66.76 poin tahun 2015 menjadi 67.47 tahun 2016. Peringkat daya saing Provinsi Sulteng melalui penelitian nasional University of Singapore tentang peringkat daya saing dan strategi pembangunan pada 34 provinsi di Indonesia. 

 

Di mana peringkat daya saing Sulteng yang diukur berdasarkan 4 lingkup pengukuran elemen daya saing, yakni stabilitas ekonomi makro di mana sulteng meningkat dari peringkat 20 pada tahun 2015 menjadi peringkat 14 tahun 2016 dan pada tahun 2017 menjadi peringkat 12. Longki juga bertekad kuat untuk menghapus stigma negatif yang melekat di wilayah Sulteng. “Kami ingin mengubah citra Sulteng yang dikenal erat dengan keributan, teroris, atau pun sipil bersenjata menjadi image yang lebih positif. Melalui sport tourism, Sulteng akan lebih dikenal,” tutur Longki.

 

Terinspirasi dari Tour de France, Pemprov Sulteng menggelar kegiatan balap sepeda Tour de Central Celebes (TdCC) 2018. Meski baru memasuki tahun kedua, pemerintah Sulteng nampaknya bisa berbangga. Pasalnya, TdCC telah memperoleh pengakuan dari Induk organisasi sepeda di Indonesia, yaitu Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) yang berafiliasi dengan organisasi sepeda internasional, yaitu Union Cycliste Internationale (UCI). Longki menambahkan, melalui event ini, diharapkan dapat menarik 2.000 wisatawan mancanegara (wisman) dan 30.000 wisatawan nusantara (wisnus). Pada tahun 2018, ia menargetkan kunjungan wisman akan mencapai angka 75.000 orang. Sedangkan, wisnus mencapai 3,75 juta orang. 

 

Di bawah nakhodanya, Pemprov Sulteng Sulawesi Tengah kembali mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 2017. Pencapaian opini WTP ini adalah kali ke enam selama periode kepemimpinan Gubernur Longki Djanggola. Tepatnya, satu kali tak berturut dan lima kali secara berturut-turut. Prestasi lain yang diraih Longki, di antaranya dianugerahi tanda kehormatan satyalencana pembangunan oleh Presiden RI. Penghargaan tersebut berdasarkan penilaian atas keberhasilan capaian meningkatkan keberhasilan program pemerintah khususnya Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Ia juga menerima penghargaan Kesatria Karya Bhakti Husada kategori ‘Kartika’ atas jasa, pengabdian, serta kepemimpinannya yang menghasilkan banyak prestasi menonjol di bidang kesehatan.