Obsession Awards 2019

Oleh: Iqbal Ramdani () - 11 March 2019

Naskah: Giattri F.P. Foto: Istimewa

Dialah Panglima Infrastruktur Indonesia di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Ia berhasil melaksanakan pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah negeri ini.

 

Selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) mencetak rapor hijau. Pembangunan infrastruktur meningkat. Ada lima aspeknya, yaitu transportasi, air, energi, komunikasi dan perumahan. “Apa yang sudah kami lakukan saat ini telah mendukung daya saing,” ungkap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dari sisi konektivitas, Kementerian PUPR telah membangun jalan nasional sepanjang 3.432 kilometer (km) dan jalan tol sepanjang 941 km. Capaian ini, melebihi capaian pemerintahan dari sebelum 2014 yang sepanjang 780 km pembangunan jalan. Kemudian, jembatan telah dibangun pemerintah sepanjang 39,8 km dan jembatan gantung sebanyak 164 unit yang menghubungkan antar desa di seluruh Indonesia. Pada 2019, jembatan gantung ini ditargetkan akan ditambah sebanyak 166. Sebagai permulaan, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Banjarsari II dan Kedungbendo di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yang rusak akibat banjir pada Desember 2017 lalu.“Jembatan gantung ini untuk menggantikan jembatan Indiana Jones, supaya anak-anak sekolah aman dan produksi pertanian dari desa-desa lancar,” ungkap pria yang piawai bermain drum itu.

 

Guna mendukung ketahanan pangan, Kementerian PUPR saat ini tengah membangun 65 bendungan dan irigasi, di mana hingga 2018 telah rampung 17 proyek. “Nawacita ketahanan pangan tidak dapat dicapai tanpa adanya ketahanan air. Kalau di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mau maju ya harus ada air, air, dan air. Di NTT dibangun 7 bendungan dan sudah rampung 2,” ujarnya. Selain bendungan, di daerah tersebut juga dibangun embung-embung kecil yang dibutuhkan untuk peternakan dan holtikultura. Hingga 2018 telah terbangun 949 embung. Jumlah tersebut akan bertambah dengan dibangunnya 104 embung pada tahun ini. Di samping untuk irigasi, embung berfungsi untuk konservasi air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku, terutama pada saat musim kemarau. Kemudian sisi pemerataan pembangunan, pemerintah membangun jalan di perbatasan Kalimantan, NTT, dan Papua. Di perbatasan Kalimantan total 1.692 km jalan sudah tembus dengan sisa yang belum tembus sekitar 200 km. Di NTT, sudah tembus semua sepanjang 1.762 km dan di Papua yang sudah tembus sepanjang 909 km dengan sisa yang belum tembus 198 km. Sampai dengan 2018, kementerian yang dipimpin Basuki ini juga telah membangun jalan nasional sepanjang 3.432 km, termasuk di dalamnya jalan perbatasan. Rencananya, di tahun ini akan dibangun tambahan jalan baru sepanjang 409 km sehingga total jalan yang terbangun hingga akhir 2019 akan menjadi 3.841 km.

 

Program Satu Juta Rumah yang merupakan salah satu program strategis nasional, pada 2018 mencapai angka 1.132.621 unit. Tahun ini, ditargetkan sebanyak 1,25 juta unit, meningkat dari target sebelumnya 1 juta unit. Salah satu terobosan yang dilakukan dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memiliki rumah, yakni dengan perumahan berbasis komunitas, dengan pilot project Perumahan PPRG (Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut). Regulasinya tengah disiapkan agar dapat dikembangkan lebih luas. Sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 29 April 2015, capaian Program Satu Juta Rumah terus meningkat hingga pada tahun lalu untuk pertama kalinya capaian program ini menembus angka 1 juta. Secara keseluruhan dari tahun 2015 sampai dengan 2018 telah terbangun 3.542.318 unit rumah.

 

Kementerian PUPR pun terus mendukung pengembangan 12 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) lewat pembangunan infrastruktur pendukung. Fasilitas yang makin lengkap diharapkan meningkatkan kenyamanan wisatawan sehingga lama tinggal bertambah. Bukan hanya wisatawan yang diuntungkan, melainkan juga penduduk lokal. Dalam pembangunan infrastruktur KSPN, Kementerian PUPR juga memerhatikan peta rawan bencana dan terus berkoordinasi dengan instansi terkait. Dari 12 KSPN, 4 KSPN menjadi fokus pemerintah, yakni Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika karena tren kunjungan turisnya terus meningkat. Selain membangun infrastruktur fisik, Kementerian PUPR juga intensifkan upaya non fisik. Misalnya, dalam pengurangan risiko banjir di Indonesia. 

 

Selama 2015 – 2018, dibangun pengendali banjir di seluruh wilayah negeri ini sepanjang 869 km dengan total biaya Rp15,928 triliun. Pada 2019, pembangunan akan dilanjutkan sepanjang 131 km dengan anggaran sebesar Rp3,894 triliun. Atas kerja nyatanya, pada Desember 2018 lalu, Basuki mendapatkan anugerah Hamengku Buwono IX Award di puncak peringatan Dies Natalis ke-69 Universitas Gadjah Mada (UGM). Anugerah ini diberikan langsung oleh Rektor UGM Panut Mulyono. Panut menyampaikan, Basuki merupakan tokoh yang berjasa dalam bidang perencanaan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ide-ide pria ramah tersebut dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur bagi pembangunan bangsa, begitu luar biasa. “Memiliki integritas yang tinggi baik sebagai pribadi maupun pejabat,” ungkapnya. Dalam menjalankan tugas pengabdiannya, lanjutnya, alumnus Teknik Geologi ini juga meneladani sifat-sifat Sri Sultan HB IX sehingga sangat pantas mendapat anugerah HB IX Award dari UGM. “Sederhana, demokratis, berkarisma, dan dekat dengan rakyat. Berjuang tanpa pamrih untuk kemakmuran dan kejayaan bangsa,” tegasnya. Atas segala prestasi yang dipatrinya, Basuki menuturkan, semua tidak lepas dari peran tim Kementerian PUPR.

 

“Saya dedikasikan untuk keluarga besar Kementerian PUPR yang telah bekerja keras tanpa pamrih mewujudkan infrastruktur untuk mempersatukan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutur Basuki. Sebelumnya, ia juga menerima penghargaan International Lifetime Contribution Award 2017 dari Perhimpunan Insinyur Jepang atau Japan Society of Civil Engineers (JSCE) pada Juli 2017. Ia merupakan tokoh Indonesia pertama yang menerima penghargaan ini karena dinilai berhasil dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Indonesia. 

 

Dirinya juga pernah menerima penghargaan dari Asean Federation Engineering Organization(AFEO) atau organisasi insinyur di Asean untuk kategori AFEO Distinguished Honorary Fellow pada acara 34th Conference of The Asean Federation of Engineering Organization (CAFEO) pada 2016 di Puerto Princessa, Palawan, Filipina. Di samping itu juga diberikan penghargaan Asean untuk proyek infrastruktur, yakni pengembangan Jalan Lingkar Nagreg, Jembatan Merah Putih di Ambon, dan Telkomsel Merah Putih. Proyekproyek tersebut dianggap merupakan solusi signifikan di lingkungannya.