Obsession Awards 2019

Oleh: Iqbal Ramdani () - 11 March 2019

Naskah: Giattri F.P. Foto:Sutanto/Istimewa

Berlatar belakang seorang akademisi, mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini ternyata mampu membuktikan dirinya mumpuni sebagai Menteri Sekretaris Negara RI (Mensesneg). Ia andal mengelola lembaga tersebut dengan baik. Khususnya dalam memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara kepada Presiden dan Wakil Presiden. Bahkan, ia berandil besar dalam mendekatkan rakyat dengan pemerintah.

 

“Hidup saya itu tidak punya jadwal,” kelakar Pratikno suatu ketika kepada Men’s Obsession. Kalimat itu ia lontarkan untuk menggambarkan betapa padatnya kerja yang harus ia lakoni sebagai Mensesneg. Jauh berbeda dengan ketika ia masih menjadi dosen. Namun baginya, sukses memberikan support kepada presiden dan wakil presiden adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Dan yang pasti, sebagai Mensesneg, suami dari Siti Farida ini memiliki pengaruh besar dalam menata segala hal terkait protokoler kepresidenan. Selama empat tahun menjabat, pria kelahiran Bojonegoro, 13 Februari 1962 ini memang telah memperlihatkan kinerjanya yang luar biasa. Hal itu sesuai tekad Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) untuk menjadi kementerian yang lebih progresif dan terus melakukan beragam inovasi dalam membangun institusi menuju Smart Government atau institusi pemerintah yang bekerja dengan cerdas.

 

Beberapa inovasi yang dilakukan, antara lain penyederhanaan cara kerja, e-government, pengembangan sumber daya manusia, dan pemeliharaan lingkungan. Seperti dituangkan dalam programprogram prioritas dalam Rencana Strategis Kementerian untuk kurun waktu 20142015-2019, Pratikno bersama jajarannya telah meningkatkan kualitas, efektivitas, dan efisiensi dalam pelayanan teknis serta administratif kepada presiden. Pelayanan teknis dan administrasi kepada presiden terkait penjadwalan dan teknis acara kepresidenan. Selain itu, menurutnya, terkait pengelolaan aset istana dan layanan teknis kenegaraan, serta komunikasi publik presiden. “Kami juga menjalankan peningkatan kualitas, efektivitas, dan efisiensi dalam dukungan substansi kepada presiden dan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.

 

Program prioritas kedua adalah peningkatan konsistensi regulasi dan kebijakan secara horizontal dan vertikal. Sedangkan yang ketiga, memperkuat akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset negara. Program prioritas itu merupakan hal penting mengingat Setneg memiliki tugas dan fungsi dasar memberikan dukungan teknis, administrasi, dan analisis kepada presiden dan wakil presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara. Selain itu, Setneg telah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan penataan pengelolaan aset, keuangan, serta IT. Penanganan pengaduan masyarakat (Dumas) di Setneg merupakan salah satu simpul yang mendapat perhatian khusus. Betapa tidak, kalau pengaduan yang disampaikan kepada presiden dan/ atau Mensesneg tidak ditangani dengan baik, bukan mustahil akan menimbulkan pertanyaan dari masyarakat, khususnya yang menyampaikan pengaduan. Kalau dibiarkan, kondisi itu bisa mengakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. 

 

Hal itulah yang mendorong Setneg melahirkan inovasi bertajuk Monitoring Penanganan Pengaduan Masyarakat. Inovasi ini menerapkan model penanganan pengaduan tidak lagi seperti ‘kantor pos’, melainkan memiliki implikasi yang lebih nyata. Inovasi ini dilandasi oleh Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara. Keberlanjutan inovasi yang berhasil masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018 ini akan terus dikembangkan sesuai dengan kompleksitas permasalahan yang diadukan sebagai upaya menghadapi tren peningkatan jumlah pengaduan setiap tahunnya dan dibutuhkan penyelesaian.

 

Apalagi, pengaduan masyarakat saat ini juga bisa melalui aplikasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!) yang kini dikelola oleh Kedeputian Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Setneg juga telah meluncurkan Sistem Informasi Perjalanan Dinas Luar Negeri (SIMPEL). Pratikno mengatakan, pengembangan aplikasi SIMPEL tidak sebatas pada proses digitalisasi mekanisme kerja yang selama ini dilakukan secara manual diubah menjadi proses elektronik. Melainkan juga disertai upaya debirokratisasi melalui penyederhanaan proses penanganan administrasi perjalanan dinas luar negeri (PDLN). SIMPEL pun dibekali fitur yang dapat mempermudah pemantauan efektivitas PDLN. Lalu, juga disediakan fitur penyampaian laporan hasil pelaksanaan perjalanan PDLN melalui sebuah formulir online yang distandarisasi dengan tujuan mempermudah proses analisis dan efektivitas pelaksanaan PDLN. Untuk membangun semangat inovatif, Setneg mencoba mendongkraknya dengan penyelenggaraan Apresiasi Inovasi  

 

Kementerian Sekretariat Negara sebagai bentuk apresiasi bagi Satuan Kerja di lingkungan Setneg yang telah berhasil membuat inovasi-inovasi baru. Kategori penghargaan atas inovasi tersebut, antara lain pelayanan, pemeliharaan lingkungan, pengembangan SDM, budaya, dan fasilitator inovasi. Inovasi Setneg lainnya adalah I-Magazine yang terbit setiap empat bulan sekali dalam format digital dan berisikan informasi tentang inovasi kedinasan di lingkungan Setneg. Media ini diharapkan dapat menjadi forum pembelajaran konstruktif bagi pegawai Setneg maupun masyarakat luas. Gagasan penerbitan media ini dicetuskan Pratikno yang ingin mendorong penyebarluasan inovasi di lingkungan Setneg, termasuk di Dewan Pertimbangan Presiden, Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, dan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran serta Taman Mini Indonesia Indah, utamanya yang berkaitan dengan debirokratisasi, digitalisasi, dan pengembangan sumber daya manusia.