Obsession Awards 2019

Oleh: Iqbal Ramdani () - 11 March 2019

Naskah: Purnomo Foto: Edwin Budiarso

Perekonomian Jawa Barat (Jabar) memang tak usah diragukan lagi. Di tangan dingin Ridwan Kamil, Jabar mampu menorehkan prestasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

 

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 4 Oktober 1971 ini merupakan seorang arsitek dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Jabar sejak 5 September 2018. Sebelum menjadi pejabat, pria yang akrab dipanggil Kang Emil ini memiliki karier sebagai seorang arsitek merangkap dosen tidak tetap di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia merupakan putra dari pasangan Atje Misbach Muhjiddin dan Tjutju Sukaesih. Pada tahun 2013, Kang Emil yang dari kalangan profesional dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerakan Indonesia Raya sebagai wali kota Bandung dengan didampingi oleh Oded Muhammad Danial sebagai calon wakil wali kota. Pada pemilihan umum Gubernur Jabar 2018, Kang Emil diusung sebagai calon gubernur, berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum oleh PPP, PKB, Partai NasDem, dan Partai Hanura. Hasilnya, ia dipercaya oleh masyarakat Jabar mengemban jabatan sebagai gubernur untuk periode 2018-2023.

 

Karena masyarakat Jabar bisa merasakan dan melihat langsung dari kerja nyata Kang Emil saat membangun Kota Bandung. Sehingga, mayoritas masyarakat terutama generasi milenial Jabar mempercayakan Kang Emil dan pasangannya Uu Ruzhanul Ulum untuk menduduki jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur menggantikan Ahmad Heryawan dan wakilnya Deddy Mizwar.  Tak lama menjabat sebagai gubernur, ia mampu menorehkan prestasi dan kinerja yang positif. Salah satu capaian kinerjanya Kang Emil berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jabar. Menurut data dari BPS, perekonomian Jabar di 2018 tumbuh 5,64 persen. Meningkat dibanding 2017 sebesar 5,35 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Real Estate sebesar 9,64 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 16,38 persen. 

 

Perekonomian Jabar 2018 diukur berdasarkan Produk Domestik Brute atas dasar harga berlaku mencapai Rp1.962,23 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp40,31 juta. Sumber laju pertumbuhan (Source of Growth, SOG) tahun 2018 dari sisi lapangan usaha yang memberikan andil pertumbuhan terbesar, yakni Lapangan Usaha lndustri Pengolahan sebesar 2,80 persen. Dari sisi pengeluaran, andil positif terbesar terhadap pertumbuhan adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebesar 3,13 persen. Tak hanya dibidang ekonomi, sesuai dengan visinya “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi” setidaknya ada 17 program utama yang akan diselesaikan di awal kepemimpinan mahasiswa lulus S-2 University of California, Berkeley ini. Beberapa di antaranya ada Jabar Quick Response (Jabar QR). Ini adalah kanal aduan kemanusiaan bagi masyarakat Jabar yang bisa memberikan solusi atau pertolongan pertama bagi permasalahan yang bersifat darurat.

 

Warga yang ingin melapor cukup menghubungi nomor aduan 08111357777 atau bisa juga melalui lewat sejumlah akun media sosial, seperti facebook, twitter, dan instagram, dengan kata kunci Jabar Quick Response. Lalu, ada program Layad Rawat dan Public Safety Center (PSC) 119. Layad Rawat adalah salah satu program di bidang kesehatan dengan menghadirkan layanan kesehatan yang datang langsung ke rumah-rumah warga. Kemudian, ada program Kredit BJB Mesra. Peminjam nantinya tidak dikenakan beban bunga dan tanpa agunan, hanya biaya administrasi ringan. Sasaran dari program ini adalah para UKM. Ada juga program Jabar Saber Hoaks. Secara singkat, tim di bawah naungan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemprov Jabar itu bertugas untuk memverifikasi segala bentuk informasi yang meresahkan masyarakat, khususnya di ranah digital. 

 

Juga punya program Desa Digital yang sudah diluncurkan di Desa Puntang Kecamatan Losarang, Indramayu. Desa Digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran, dan percepatan akses serta pelayanan informasi. “Sebagai pemimpin kerja harus cepat. Cepat juga tidak cukup kalau tidak diketahui orang maka setiap program kita rilis,” ujar Kang Emil kepada Men’s Obsession. Hal itu dikarenakan, mantan Wali Kota Bandung ini ingin memberi tahu ke warga Jabar bahwa setiap zaman, ada cara baru, setiap pemimpin baru, ada semangat baru. Ketika disinggung sejauh mana program fisik Jabar yang telah terselesaikan, Kang Emil menjelaskan, program fisik yang dicanangkan Pemprov Jabar ditargetkan selesai pada Desember 2019, antara lain pembangunan Sungai Kalimalang, mengaktifkan kembali jalur kereta api Pangandaran, mengubah Pantai Pangandaran menjadi wisata berkelas dunia, dan pembangunan danau.

 

Setidaknya ada 30 program fisik yang akan diselesaikan tahun 2019 yang juga menyasar pada ketahanan pangan. Adapun program non fisik sebagian sudah mulai dijalankan, seperti Kredit BJB Mesra, Pendikan Karakter, dan juga Desa Digital. Kang Emil pun tengah menggarap Smart City di Kabupaten Garut, Pangandaran, Bogor, Cirebon, dan Bandung, serta kotakota lain. “Konsep Smart City di Kota Bandung akan kita terapkan di kota-kota lain,” terang pria yang hobi bersepeda ini. Lebih lanjut ia mengatakan, tugas gubernur Jabar itu ada dua. Pertama, mengurusi dapur sendiri di provinsi. Kedua, mengurusi 27 kabupaten/ kota di Jabar. “Jadi, kalau hanya kita yang keren. Sementara, kabupaten/kota tidak ada progres sebenarnya tidak berhasil. Saya mewajibkan e-budgeting sekarang harus menggunakan teknologi,” pungkas sosok hangat dan humoris tersebut.