Obsession Awards 2019

Oleh: Iqbal Ramdani () - 11 March 2019

Naskah: Hasan Pessy Foto: Istimewa

Sejak masuk dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, Airlangga terus membangun optimisme Indonesia. Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030. Untuk menuju road map tersebut, ada tiga arah kebijakan utama yang disiapkan, yakni peningkatan produktivitas melalui peningkatan keterampilan tenaga kerja, peningkatan daya saing ekspor manufaktur, dan penguatan strategi industri hulu.

 

Pemerintah telah memiliki strategi dan arah yang jelas dalam membangkitkan perekonomian nasional melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Implementasi inisiatif Making Indonesia 4.0 juga diyakini dapat mendongkrak tiga aspek, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) secara umum, kontribusi menufaktur, dan kesempatan kerja. Target yang diproyeksikan adalah pertumbuhan PDB hingga 1-2 persen dari baseline, serta membuka lebih dari 10 juta lapangan kerja tambahan dan lebih dari 25 persen kontribusi PDB sektor manufaktur. Salah satu prioritas pemerintah dalam Making Indonesia 4.0 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Upaya yang dilakukan melalui pengembangan pendidikan vokasi bidang industri agar kompetensi SDM meningkat dan berdaya saing tinggi.

 

Dengan program link and match, Airlangga juga mendorong agar industri berperan aktif melibatkan SMK. Sebagai contoh, industri dapat memberikan bantuan mesin produksi pabrik kepada SMK yang sudah bekerja sama, untuk mendukung berjalannya kurikulum dual system yang mencakup 30 persen teori dan 70 persen praktik. Airlangga menyebut bahwa ada 36 kompetensi keahlian SMK sesuai dengan kebutuhan industri yang mendapatkan insentif super deductible tax. Sektor yang diusulkan, antara lain elektronika industri, instalasi pemanfaatan tenaga listrik, permesinan, pengelasan, pengecoran, pemeliharaan mekanik industri, instrumentasi logam, kontrol proses, kontrol mekanik, otomatisasi industri, meka tronika, kimia industri, kimia analisis, perbaikan dan perawatan audio video, perawatan serta perbaikan alat berat.

 

Kemudian, untuk sektor otomotif dibagi dalam lima bidang yang lebih spesifik, antara lain perawatan dan perbaikan otomotif kendaraan ringan, perawatan dan perbaikan otomotif sepeda motor, perancangan dan perbaikan ototronik (otomotif elektronika), perbaikan bodi otomotif, serta pembuatan komponen industri otomotif. Selanjutnya, untuk sektor furnitur dibagi dalam dua bidang lebih spesifik, yakni pembuatan produk furnitur dan desain produk furnitur. Sektor perkapalan, dibagi dalam lima bidang lebih spesifik, yaitu rancang bangun kapal, konstruksi kapal, pengelasan kapal, kelistrikan kapal, dan instalasi permesinan kapal.

 

Sedangkan, sektor tekstil dan garmen dibagi dalam lima bidang lebih spesifik, yakni desain dan produksi kriya tekstil, pembuatan benang tekstil, pembuatan kain (tenun dan rajut), produksi garmen dan kimia tekstil. Terakhir, terkait logistik industri, meliputi logistik pergudangan, logistik transportasi, serta manajemen pergudangan dan distribusi. Airlangga menyampaikan, guna mendukung peningkatan kompetensi SDM di bidang industri pemerintah menambah dana pendidikan untuk vokasi sebesar Rp1,78 triliun, karena SDM merupakan kunci untuk perindustrian. “Kami terus mendorong agar semakin banyak SMK yang bergabung dalam program link and match. Total SMK di Indonesia ada 14 ribu sekolah,” jelasnya. Di samping itu, Airlangga juga menetapkan kebijakan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020-2024.

 

Pertama, memperkuat keterbukaan iklim investasi perdagangan dan keterlibatan dalam produksi global. Kedua, memperkuat kemampuan dorongan inovasi dan percepatan adopsi teknologi. Selanjutnya, meningkatkan diplomasi ekonomi dan pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas. Keempat, mengoptimalkan potensi sumber pertumbuhan ekonomi. Kemudian, memperkuat pilar pendukung pertumbuhan sector manufaktur. Terakhir, menciptakan kebijakan ekonomi makro yang kondusif untuk mendukung pengembangan manufaktur. Tak hanya itu, Airlangga pun sukses membawa kementeriannya menjadi terbaik di Asean, hal itu terlihat pada kuartal III tahun 2018, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang berasal dari industri manufaktur sebesar USD39,7 miliar sehingga PDB pada sektor manufaktur Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asean, disusul oleh Thailand pada posisi kedua dengan porsi mencapai USD22,5 miliar, kemudian diikuti Malaysia (USD17,2 miliar), Singapura (USD16 miliar), Vietnam (USD8,2 miliar), Filipina (USD8,2 miliar), Kamboja (USD2,8 miliar), Laos (USD1,1 miliar), dan Brunei Darussalam (USD0,5 miliar). 

 

Tak berhenti disitu, Kemenperin pun berhasil mencatatkan kinerja positif dari sektor industri pengolahan nonmigas periode 2015-2018 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,87 persen dan masih sebagai sektor yang berkontribusi paling besar terhadap PDB nasional, dengan setoran hingga 17,66 persen pada tahun 2018. Pada tahun 2015 sektor industri pengolahan nonmigas menyumbang sebesar Rp2.098,1 triliun terhadap PDB, tapi berkat Airlangga, meningkat menjadi Rp2.555,8 triliun. Atas prestasinya, pemerintah kembali memberikan penghargaan kepada Kementerian Perindustrian yang dinilai mampu konsisten mempertahankan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas audit laporan keuangan selama lima tahun berturut-turut pada periode 2013-2017. Kemenperin telah mendapatkan sepuluh kali opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak tahun 2008.