Obsession Awards 2019

Oleh: Iqbal Ramdani () - 11 March 2019

Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Istimewa

“Dalam bekerja, kita harus ikhlas dan istiqamah. Berikan yang terbaik, jangan pakai hitung-hitungan hasil. Insya Allah, apa yang kita dapat sungguh di luar dugaan. Boleh dicoba dan dibuktikan.”

 

Kalimat filosofis yang diutarakan Soeroso itu menjadi cerminan bagi dirinya dalam setiap kali bekerja. Ia seolah tak mau sibuk memikirkan penilaian orang lain, yang ia pikirkan adalah bagaimana bisa bekerja dengan baik setiap harinya. Dengan semangat itu, rupanya hasil tak pernah membohongi dirinya. Pria kelahiran Solo  10 September 1954 tersebut kini dipercaya menduduki jabatan strategis di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) sebagai Direktur Utama. Sejak dipimpin Soeroso pada 2015 lalu, Bank Jatim kian tumbuh subur sebagai bank penyanggah pembangunan daerah. Pengalaman Soeroso dalam dunia perbankan memang tak perlu diragukan lagi. Berangkat dari kesuksesannya memimpin Bank Jatim di beberapa kabupaten sebagai kepala cabang, kariernya terus melonjak.

 

Sebelum diangkat menjadi orang nomor satu di Bank Jatim, ia sudah membuktikan kesuksesnya memimpin Bank UMKM Jawa Timur. Aset Bank UMKM Jatim yang hanya sekitar Rp400 miliar di tangannya saat itu melejit jadi Rp1,4 triliun. Kredit yang tersalur pada 2012 tercatat Rp900 miliar. Laba setahunnya bahkan bisa Rp18,3 miliar. Kurang lebih tiga tahun menjadi Direktur Utama Bank Jatim, ia mampu membuktikan kesuksesan yang sama.  Kinerja keuangan Bank Jatim di bawah kepemimpinan Soeroso menunjukkan performa yang bagus bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year /YoY). Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2018 (audited), aset Bank Jatim tercatat Rp62,69 triliun atau tumbuh 21,68 persen laba bersih Bank Jatim tercatat Rp1,26 triliun tumbuh 8,71 persen (YoY). Tak tanggung-tanggung mengawali tahun 2019, Bank Jatim telah menyalurkan kredit sebesar Rp60 miliar. Kali ini Bank Jatim menggenjot kredit melalui kredit korporasi dengan menyalurkan kredit kepada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD dr. Soedono Madiun.  

 

Tidak hanya itu, selama tahun 2018 Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank jatim tumbuh luar biasa dengan mencatatkan pertumbuhan 27,78 persen (YoY), yaitu sebesar Rp50,91 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang signifikan tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim meningkat. Selain itu, pencapaian DPK tersebut diperkuat dengan CASA rasio Bank Jatim sebesar 75,41 persen (selama lebih dari 15 tahun, CASA rasio Bank Jatim berada di atas 65 persen). Di tengah-tengah kondisi perekonomian global yang masih belum stabil sepanjang tahun 2018, Bank Jatim masih mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar Rp33,89 triliun atau tumbuh 6,74 persen (YoY). Kredit di sektor korporasi menjadi penyumbang tertinggi selama tahun 2018, yaitu sebesar Rp7,26 triliun atau tumbuh 12,67 persen (YoY).

 

Adapun rasio keuangan Bank Jatim posisi Desember 2018 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 17,75 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,37 persen, Return on Asset (ROA) 2,96 persen. Sedangkan, biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 69,45 persen. Sebagai perusahaan terbuka, tren kenaikan harga saham Bank Jatim (BJTM) juga menjadi perhatian masyarakat, selain karena kenaikan tren harga saham yang ditunjukkan oleh BJTM dari tahun ke tahun, pembagian deviden yang selalu meningkat setiap tahunnya menjadikan saham BJTM sebagai salah satu saham favorit pilihan masyarakat dengan market capitalization BJTM mencapai Rp10,33 triliun di akhir tahun 2018. Beberapa strategi juga dilakukan untuk menggenjot perusahaan, seperti peningkatan status jaringan dari Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu yang bertujuan untuk meningkatkan peluang penyaluran kredit dan optimalisasi layanan. Kemudian, penetrasi pasar terhadap penyaluran kredit dilakukan dengan memperoleh lebih banyak informasi serta data pelaku usaha dan/atau UMKM melalui dinas terkait, juga peningkatan penyaluran kredit kepada koperasi melalui skema kredit Bankit KKPA yang tahun ini memberikan kontribusi cukup baik dalam kinerja Bank Jatim. Lalu, ada optimalisasi program tabungan berhadiah maupun promo menarik lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan DPK.

 

Melalui program tabungan Siklus Bunga Plus yang menawarkan hadiah langsung tanpa diundi, juga program Giro Plus dengan jasa giro kompetitif serta berbagai keuntungan dan kemudahan yang didapat. Bank Jatim juga membidik nasabah usia sekolah dengan tabungan Simpel yang cukup mendapatkan respon baik dari masyarakat. Peningkatan fee based income juga menjadi perhatian utama Bank Jatim untuk pencapaian target akhir tahun. Sampai akhir tahun ini, Bank Jatim akan lebih mengoptimalkan transaksi treasury dan bancassurance. Bank Jatim juga terus meningkatkan kembali layanan berbasis teknologi informasi melalui layanan e-samsat, SP2D Online, mobile banking, SMS banking dan internet banking, serta penggunaan kartu ATM yang terkoneksi dengan GPN. Ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kinerja yang cukup baik di tahun 2019. Atas segala pencapaian dari strateginya, Bank Jatim selama tahun 2018 mendapat banyak  apresiasi berupa penghargaan. Setidaknya ada 20 ajang penghargaan yang diikuti dengan kurang lebih 30 awards yang telah diraih Bank Jatim di tahun 2018, antara lain Indonesia Corporate Social Responsibility Award II 2018 (ICSRA II 2018) dan TOP The Best BUMD 2018.