Obsession Awards 2018 'Apresiasi Bagi Pemberi Inspirasi'

Oleh: Iqbal Ramdani () - 22 March 2018

Best Achiever In Ministry

Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian RI)

Naskah: Iqbal R., Foto: Istimewa


Airlangga Hartarto adalah figur yang mampu menjalankan peran dengan tepat baik sebagai politisi maupun eksekutif di pemerintahan. Betapa tidak? Kementerian di bawah kepemimpinannya telah menunjukkan kinerja yang positif.

 

Sebelum menjadi menteri, politikus Partai Golongan Karya (Partai Golkar) ini terpilih sebagai wakil rakyat periode 2004-2009. Kemudian, ia kembali duduk di kursi Senayan pada periode 2009-2014 dan diamanahi sebagai Ketua Komisi VI yang membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM dan BUMN. Berkat dedikasinya dalam memperjuangkan aspirasi rakyat, pada 2014-2019, Airlangga terpilih kembali untuk ketiga kalinya sebagai anggota DPR dari Dapil Jawa Barat V dan bertugas di Komisi VII yang membidangi energi sumber daya mineral, lingkungan hidup dan riset & teknologi. Namun di tengah tugasnya di parlemen, Airlangga diminta menjadi Menteri Perindustrian oleh Presiden Jokowi.

 

Amanah yang diberikan kepadanya sebagai Menteri tidak di sia-siakan, Airlangga membuktikan dengan pencapaian kebijakan pemerataan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni berhasil mengurangi angka pengangguran melalui penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur sebanyak 17,01 juta orang, naik dibanding tahun 2016 yang mencapai 15,54 juta orang. Capaian tersebut mendorong pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia yang cukup signifikan. Berbagai catatan penting pun telah ditorehkan Airlangga selama di Kemenperin, seperti pada periode 2015-2017, telah berproduksi industri smelter terintegrasi dengan produk turunannya berupa stainless steel yang memiliki kapasitas 2 juta ton per tahun. Jumlah ini naik dibanding dengan tahun 2014 yang hanya mencapai 65 ribu ton produk setengah jadi, berupa feronikel dan nickel matte.

 

Di bawah nahkodanya, Kemenperin sukses mencatatkan kinerja yang bagus. Ini terlihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa sektor industri masih menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan capaian 20,16 persen tahun 2017. Selain itu pertumbuhan industri pengolahan non migas juga ikut tumbuh sebesar 5,14 persen pada kuartal IV tahun 2017, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2016 yang mencapai sekitar 3,91 persen. Kontributor terbesar PDB selanjutnya adalah sektor pertanian yang menyumbangkan hingga 13,14 persen, perdagangan (13,01 persen), konstruksi (10,38 persen), dan pertambangan (7,57 persen). 

 

Adapun subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal IV tahun 2017, yaitu industri makanan dan minuman sebesar 13,76 persen, industri mesin dan perlengkapan 9,51 persen, industri logam dasar 7,05 persen, serta industri tekstil dan pakaian jadi 6,39 persen. Berbagai capaian tersebut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,07 persen sepanjang tahun 2017. BPS juga mencatat, industri pengolahan merupakan sektor andalan dalam menyumbang nilai ekspor Indonesia. Pada tahun 2017, nilai ekspor industri pengolahan sebesar USD125 miliar. Angka tersebut memberikan kontribusi tertinggi hingga 76 persen, dari total nilai ekspor Indonesia yang mencapai USD168,73 miliar. Tidak hanya itu, dari laporan World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia dalam Global Competitiveness Index 2017-2018 berada pada posisi ke-36 dari 137 negara atau naik lima peringkat dibandingkan tahun sebelumnya yang menduduki posisi ke-41. Tahun 2013 posisi ke-38 dari 148 negara, tahun 2014 posisi ke-34 dari 144 negara, dan tahun 2015 posisi ke-37 dari 140 negara. Di tangan Airlangga lah, Indonesia dinilai sebagai salah satu inovator teratas di antara negara berkembang, bersama dengan China dan India.