Obsession Awards 2018 'Apresiasi Bagi Pemberi Inspirasi'

Oleh: Iqbal Ramdani () - 22 March 2018

Best Achiever In Company

PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk

Naskah: Imam F., Foto: Istimewa

Kehadirannya sejak tahun 1895 menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat tanah air. Hingga kini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk masih bersinar dengan pencapaian kinerja yang gemilang. Sepanjang tahun 2017, Bank BRI mampu membukukan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp29,04 triliun dengan penyaluran kredit yang juga mengalami pertumbuhan 11,4%. Bank BRI juga menghukuhkan diri menjadi bank terbesar di Indonesia, di mana aset BRI tercatat Rp1.126,2 triliun di akhir 2017 atau tumbuh sebesar 12,2%.

 

Jika disodorkan sebuah pertanyaan, “Bank apa yang paling banyak nasabahnya di Indonesia?” atau “Bank apa yang paling digandrungi masyarakat daerah di Indonesia?” Kira-kira apa jawaban Anda? Boleh jadi, top of mind Anda adalah Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI). Apa pasal? Sejak zaman baheula, masyarakat tanah air sudah sangat familiar dengan bank milik pemerintah ini. Maklum saja, Bank BRI telah ada sejak 16 Desember 1895. Sejak saat itulah, Bank BRI yang didirikan Raden Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah, ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat tanah air. Dan hingga kini, kepercayaan masyarakat terhadap Bank BRI tetap terjaga. Menilik kepercayaan yang begitu besar dari nasabahnya, tak heran jika Bank BRI terus melakukan breakthrough di setiap lininya. Termasuk, tentu saja, peningkatan di sektor aset dan laba perusahaan. Hebatnya, target Bank BRI untuk memiliki aset sebesar Rp1.700 triliun dan laba sebesar Rp50 triliun pada tahun 2022, sepertinya tak terlalu muluk. Apalagi jika melihat capaian target tiap tahunnya yang relatif meningkat.

 

Untuk meretas jalan capaian target itu, Bank BRI sudah mencanangkan peta jalan (roadmap) yang berisikan rencana jangka panjang BRI dari tahun 2018-2022. Peta jalan pertama berisikan mengenai pengembangan segmen mikro yang semula diproses secara manual akan menjadi digital sehingga prosesnya bisa lebih cepat. Selanjutnya, Bank BRI juga akan meningkatkan manajemen risiko dalam pengembangan bisnis konsumer, sehingga rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) bisa ditekan rendah. Sementara itu, untuk segmen korporasi akan dipacu peningkatan profitabilitasnya. Sementara melalui pengembangan bisnis mikro, Bank BRI akan meningkatkan kontribusinya menjadi 40% pada tahun 2022. 

 

Ya, bukan jalan mudah memang untuk mencapainya, meski diyakini Bank BRI bisa melakukannya. Terlebih lagi jika melihat kinerja cemerlang Bank BRI di sepanjang tahun buku 2017. Tercatat, Bank BRI membukukan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp29,04 triliun atau tumbuh 10,7% year on year (yoy). Perolehan laba tidak terlepas dari penyaluran kredit BRI yang tumbuh double digit dan berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Tercatat penyaluran kredit Bank BRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp739,3 triliun atau tumbuh 11,4% dibandingkan penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp663,4 triliun.

 

Penyaluran kredit BRI masih didominasi oIeh kredit kepada segmen UMKM yang mencapai 74,6% dari total portofolio kredit Bank BRI. Capaian ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo, di mana perbankan diharapkan menjalankan fungsi intermediasinya dengan memberdayakan para pelaku usaha mikro dan kecil. Sepanjang 2017, perseroan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru, sebesar 41% telah digunakan untuk sektor produktif. Dan di tahun 2018, pertumbuhan kredit ditargetkan tumbuh menjadi 10-12%. BRI juga menargetkan porfotolio kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai 80% dari total keseluruhan kredit Bank BRI. Loan to deposit ratio (LDR) konsolidasian Bank BRI pun berada di kisaran angka yang ideal, yakni sebesar 87,8%. Sementara itu, NPL gross konsolidasian pada akhir Desember 2017 terjaga di kisaran 2,2%.