Obsession Awards 2018 'Apresiasi Bagi Pemberi Inspirasi'

Oleh: Iqbal Ramdani () - 22 March 2018

Best Achiever In Company

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

Naskah: Giattri F.P., Foto: Istimewa

Reputasinya tak terganti sebagai bank swasta terbesar di Indonesia dengan lebih dari 17 juta nasabah. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mampu tumbuh selaras perubahan zaman dengan tak henti menghadirkan inovasi digital untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan nasabahnya. Di tengah persaingan sektor perbankan yang semakin kompetitif, bank berkode emiten BBCA ini pun sukses mempertahankan pertumbuhan laba yang solid sepanjang 2017.

 

BCA Menutup tahun dengan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp23,3 triliun naik 13,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp20,6 triliun. Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya tumbuh 6,0 persen menjadi Rp57,0 triliun pada tahun 2017, dibandingkan pada tahun 2016 sebesar Rp53,8 triliun. Pendapatan bunga bersih BCA meningkat 4,1 persen menjadi Rp41,8 triliun sedangkan pendapatan operasional lainnya tumbuh 11,5 persen menjadi Rp15,1 triliun pada tahun 2017. “BCA berhasil membukukan hasil kinerja yang baik dengan memanfaatkan berbagai peluang bisnis di tengah proses pemulihan ekonomi Indonesia. Pencapaian kinerja di tahun 2017 tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga, terutama pada dana giro dan tabungan. Profitabilitas BCA juga didukung oleh berbagai program efisensi serta pembentukan cadangan kredit bermasalah yang lebih rendah sejalan dengan kualitas kredit yang tetap terjaga,” tutur Presiden Direktur BCA Jahja Setiaadmadja.

 

Sepanjang 2017, portofolio kredit meningkat 12,4 persen menjadi Rp468 triliun yang ditopang pertumbuhan di seluruh segmen. Kredit korporasi tumbuh 14,5 persen menjadi Rp177,3 triliun pada akhir tahun ayam api tersebut. Pada triwulan akhir 2017, BCA melihat tingginya pencairan kredit korporasi sejalan dengan siklus peningkatan permintaan kredit pada akhir tahun. Kredit konsumer tumbuh 12,1 persen menjadi Rp122,8 triliun didukung oleh beragam produk kredit Reputasinya konsumer yang kompetitif. Pada kredit konsumer, ditopang paling besar oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang naik 14,2 persen menjadi Rp73 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) tumbuh 10 persen menjadi Rp38,3 triliun pada tahun 2017. Pada periode yang sama, outstanding kartu kredit meningkat 6,9 persen menjadi Rp11,5 triliun. Sementara, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,3 persen menjadi Rp167,5 triliun. 

 

Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga pada level yang relatif rendah, yakni 1,5 persen pada akhir tahun 2017. Total cadangan kredit yang telah dibentuk tercatat sebesar Rp14,6 triliun, meningkat 5,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 190,7 persen. Bank yang berdiri sejak 21 Februari 1957 itu mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat. Rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) tercatat sebesar 78,2 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 23,1 persen. Pengembangan layanan payment settlement merupakan langkah strategis yang berperan dalam memperkokoh pendanaan BCA terutama dari dana giro dan tabungan (Current Account and Savings Accounts – CASA). Pada akhir tahun 2017, dana pihak ketiga menyentuh Rp581,1 triliun, meningkat 9,6 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp530,1 triliun. Dana CASA berkontribusi 76,3 persen dari total dana pihak ketiga BCA dan tercatat sebesar Rp443,7 triliun pada akhir tahun 2017.

 

“Pencapaian kinerja usaha BCA tidak lepas dari kepercayaan nasabah. Oleh karena itu, para karyawan BCA termotivasi untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan dalam memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berevolusi. Pemanfaatan teknologi terkini mendukung customer experience dan upaya otomasi yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi operasional,” ungkap Jahja. Pada 2017 BCA menjadi bank terbesar kedua di Asia Tenggara dari sisi kapitalisasi pasar (market capitalisation). Data Forbes menunjukkan, kapitalisasi pasar BCA tercatat sebesar 32,1 miliar dollar AS.

 

Di usia 61 tahun, BCA secara perlahan namun pasti bertransformasi menjadi bank digital. Betapa tidak? 97 persen transaksi bank yang didaulat sebagai Bank Terbaik di Indonesia dan Bank Asia Terbaik untuk kedua kalinya dalam ajang “FinanceAsia Country Awards for Achievement 2017” di Hong Kong tersebut sudah melalui digital. BCA menajamkan sisi digitalnya melalui berbagai strategi, “Kami punya anak perusahaan CCV (Central Capital Ventura). Kami juga sudah kembangkan API (Application Program Interface),” ujar Jahja. BCA menginvestasikan dana Rp200 miliar untuk CCV yang resmi beroperasi pertengahan tahun 2017. Dana ini digunakan untuk membiayai perusahaan rintisan (starup) yang bergerak di bidang teknologi finansial (fintech).