Obsession Awards 2018 'Apresiasi Bagi Pemberi Inspirasi'

Oleh: Iqbal Ramdani () - 22 March 2018

Best Achiever In Regional Leader

Irwan Prayitno (Gubernur Sumatera Barat)

Naskah: Purnomo, Foto: Istimewa

Dua periode memimpin Sumatera Barat (Sumbar) adalah bukti prestasi Irwan Prayitno sebagai Kepala Daerah Sumbar. Padahal, ia tidak berasal dari partai politik pemenang pemilu di daerah itu.

 

Keterpilihannya sebagai gubernur tentu saja tak lepas dari kinerja pemerintah provinsi di bawah kepemimpinannya yang mampu meningkatkan performa daerah. Salah satu komponen pembangunan yang berhasil ditingkatkan adalah pengentasan kemiskinan. Di mana jumlah masyarakat miskin yang terus menerus turun sejak tahun pertama ia menjabat sebagai Gubernur yakni pada tahun 2011. Data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat merilis penduduk miskin di provinsi itu mengalami penurunan. Pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Sumatera Barat mencapai 359,99 ribu orang (6,75 persen), berkurang sebesar 4,52 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 364,51 ribu orang (6,87 persen).

 

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 5,14 persen turun menjadi 5,11 persen pada September 2017. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 8,10 persen turun menjadi 7,94 persen pada September 2017. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2017 tercatat sebesar 76,44 persen.  Sepanjang 2017, banyak yang telah dilakukan Pemprov Sumbar, di antaranya pembangunan insfrastruktur yang memberikan efek positif bagi masyarakat sehingga pada akhirnya dapat menunjang perekonomian masyarakat.

 

Pengendalian inflasi di daerah juga memiliki andil dalam hal ini. Dapat dilihat  dari bulan ke bulan, inflasi di Sumbar dapat terkendali. Itu dibuktikan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumbar menjadi TPID terbaik untuk kawasan Sumatra. Penghargaan ini diraih karena keberhasilan dalam mengendalikan inflasi, terutama pada saat Ramadhan dan Lebaran 2017. BPS mencatatkan kunjungan wisman dari pintu Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan Pelabuhan Teluk Bayur, Sumbar naik 13,34 persen dari 49.686 orang menjadi 56.313 orang tahun lalu. Data BPS juga mengungkapkan per Desember 2017, angka kunjungan wisman ke Sumbar naik 63,98 persen menjadi 8.586 orang dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 5.225 orang wisman. kehadiran penerbangan langsung itu akan berdampak banyaknya wisman datang langsung ke Sumbar melalui hub Singapura. Tidak lagi masuk ke Sumbar melalui pintu bandara seperti Soekarno Hatta, Medan, Batam, ataupun Bali. 

 

Sementara kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) sepanjang tahun lalu naik 7 persen menjadi sekitar 7,8 juta orang dari tahun sebelumnya sebanyak 7,3 juta orang. Perbaikan sejumlah objek wisata di Sumbar berkontribusi meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu, baik domestik maupun wisman sepanjang tahun lalu.Bahkan, Sumbar dinobatkan sebagai tujuan destinasi wisata halal terus menjadi magnet. Nilai ekspor Sumbar bulan November 2017 terjadi  peningkatan sebesar 2,14 persen dibanding ekspor bulan Oktober 2017. Bahkan, nilai ekspor November 2017 meningkat  sebesar 0,87 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. “Nilai impor Sumbar bulan November 2017 terjadi peningkatan sebesar 49,73 persen dibanding impor bulan Oktober 2017. Nilai impor bulan November 2017 naik sebesar 192,09 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” terangnya.