Figur Unggulan di 74 Tahun Indonesia Merdeka

Oleh: Syulianita (Editor) - 09 August 2019

Naskah: Imam F. Foto: Edwin B.

 

Wacana Presiden Joko Widodo mengalihkan ibu kota negara ke Kalimantan direspon positif Direktur Utama Bank Kalsel Agus Syabarrudin. Memegang amanah sebagai top leader di bank kebanggaan Urang Banua tersebut, Agus menyiapkan dua grand strategy. Harapannya, Bank Kalsel ke depan menjadi market leader, tidak hanya di Kalimantan tetapi juga di level nasional.

 

Meski belum setahun memimpin Bank Kalsel, peraih gelar Magister pada Jurusan Ilmu Ekonomi & Keuangan Syariah Universitas Indonesia Jakarta, ini sukses memenuhi seluruh target Rencana Bisnis Bank (RBB), baik dari sisi aset, dana pihak ketiga, kredit, maupun laba. Dan, saat ini yang sedang dilakukannya untuk bisa mempertahankan prestasi itu adalah melakukan upaya mengajak semua karyawan terlibat dan memikirkan perusahaan lebih mendalam lagi agar tumbuh sense of belonging pada perusahaan.

 

“Dan Alhamdulillah, pada semester I lalu semuanya tercapai dengan baik,” kata kandidat doktor di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini penuh syukur. Jauh sebelum didapuk sebagai direktur utama pada awal Januari 2019, Agus yang selalu tampil fresh dan elegant ini menyadari bahwa di era Revolusi Industry 4.0 dan Society 5.0 saat ini terjadi banyak perubahan fundamental. Oleh karenanya, mau tidak mau, Bank Kalsel harus melakukan perubahan. Apalagi era perbankan saat ini berada dalam era banking everywhere, di mana dunia perbankan harus siap dengan upaya-upaya yang serius untuk menghadapi perubahan ini. 

 

“Yang kami lakukan adalah melakukan beberapa hal. Pertama, kami memperkuat sisi people development. Untuk mendukungnya, kami melakukan pembenahan di bidang Information Technology (IT) development,” papar lelaki kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1966 tersebut. Dua grand strategy itu diakuinya sangat fundamental dan mulai dibangun di awal tahun ini atau tepat sejak kepemimpinan Agus. Ke depan, tutur Agus, setelah dua grand strategy itu siap, Bank Kalsel akan melakukan penetrasi di fase berikutnya, yakni pengembangan produk yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan transaksi keuangan bagi para nasabah.

 

Sebagai upaya transformasi, selain meningkatkan people development dan IT development, Kepala Eksekutif Bisnis Syariah Bank Kalsel periode 2017-2018 ini juga tengah serius membangun sebuah budaya perusahaan baru. Hal ini dilakukan sebagai upaya Bank Kalsel untuk bisa menghadapi era yang menuntut kecepatan layanan serta kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi. “Budaya yang kami kembangkan itu bernama Speed and Comply. Jadi, kami tidak hanya melakukan percepatan dalam melakukan layanan kepada para nasabah, tetapi kami juga tetap menjaga ketentuan-ketentuan berlaku agar tetap comply. Ini yang sedang kami bangun,” terang penyuka Soto Banjar dan Lontong Orari tersebut.

 

Agus menjelaskan, dari Speed and Comply itu ada 7 values yang terus ia coba kembangkan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Speed terdapat 3 values. Pertama, Specific. Artinya, setiap karyawan Bank Kalsel dalam pengambilan keputusan harus memiliki data. Data yang spesifik akan membuat keputusan menjadi tepat dan efektif. Kedua, Empowerize. Seluruh karyawan Bank Kalsel harus bisa saling bersinergi dan memberdayakan agar tujuan dan target perusahaan dapat tercapai.

 

Dan ketiga, Done. Melalui nilai ini semua program yang direncanakan tidak cuma jadi sebuah rencana di atas kertas, melainkan harus diimplementasikan menjadi sebuah kenyataan pencapaian kinerja bisnis. Adapun nilai-nilai yang terdapat dalam Comply terdapat 4 values. Pertama, Commitment. Di mana setiap insan Bank Kalsel harus memiliki komitmen atas pencapaian kinerja terbaiknya dan job description yang menjadi tanggung jawabnya. Kedua, Persistence. Semua insan Bank Kalsel harus memiliki ketangguhan dalam persaingan. Ketiga, Legal. Artinya, setiap keputusan yang diambil harus mengikuti good corporate government atau ketentuan yang ada. Sehingga, kita akan terhindar dari masalah hukum. Dan keempat, Dignity. Nilai ini sangat penting karena setiap insan Bank Kalsel harus merasa bangga bahwa ia mendapatkan amanah. Kebanggaannya itu diwujudkan dalam bentuk kinerja terbaik yang bisa ia lakukan. 

 

“Tujuh nilai ini diharapkan seperti DNA dalam tubuh manusia. Harapan kami, DNA insan Bank Kalsel itu adalah 7 values ini, Speed and Comply,” ujar mantan Vice President Unit Usaha Syariah pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk ini. Menariknya, untuk mendukung budaya perusahaan dan grand strategy tersebut, mantan Senior Executive Vice President Bank Kalsel ini menciptakan sebutan khusus bagi karyawan Bank Kalsel, yaitu Kalselennials. “Kenyataannya, saat ini kita harus menghadapi era disruption yang idealnya dilakukan oleh generasi milenial. Oleh karenanya, komposisi karyawan Bank Kalsel saat ini adalah 65 persen dari kalangan milenial,” tuturnya.

 

Generasi milenial inilah yang menjadi tumpuan, tidak hanya bagi Bank Kalsel tetapi juga bagi negara ini. Oleh karenanya, Agus menaruh harapan penuh pada generasi ini untuk bisa memiliki kemampuan komputasi, big data analytic, artificial inteligence, dan adaptif terhadap berbagai perubahan. “Kuncinya adalah memiliki visi, menebar rahmatan lil ‘alamin. Kenapa? Dengan visi tersebut kita akan bisa menebar manfaat kepada sesama dan lingkungan. Visi ini pula yang membuat saya lebih kuat melakukan action berikutnya,” pungkas Sarjana Sastra Arab dari IAIN Jakarta ini.