Figur Unggulan di 74 Tahun Indonesia Merdeka

Oleh: Syulianita (Editor) - 09 August 2019

Naskah: Giattri F.P. Foto: Sutanto

 

Arief Yahya adalah salah satu menteri yang mematri banyak prestasi. Kerja nyata pria kelahiran Banyuwangi, 2 April 1961 tersebut membuat sektor pariwisata Indonesia semakin memperlihatkan tajinya di dunia.

 

Di bawah komandonya, Kementerian Pariwisata Indonesia mendapatkan pengakuan dunia, seperti destinasi terindah di dunia, Bali dinobatkan sebagai The Best Destination in the World oleh TripAdvisor pada 2017. Rough Guides, situs Pemandu Perjalanan Asal Inggris, menetapkan Indonesia sebagai negara ke-6 terindah di dunia. Lonely Planet juga menetapkan Indonesia sebagai salah satu dari Top Ten Countries Best to Travel 2019. Tak hanya itu, data dari World Travel & Tourism Council (WTTC) pada tahun 2018 juga menetapkan Indonesia dalam jajaran negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat, yakni peringkat 9 di dunia, peringkat 3 di Asia, dan peringkat 1 di Asia Tenggara. Peringkat Indonesia di Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum pun melesat dari ranking 70 di tahun 2013 menjadi ranking 42 di tahun 2017.

 

Belum lama ini,  Indonesia juga ditetapkan sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik dunia 2019 standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia. Setelah lima tahun melakukan berbagai upaya, akhirnya Indonesia terpilih menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia tahun ini. Lembaga pemeringkat MastercardCrescent menempatkan Indonesia pada peringkat pertama standar GMTI dengan skor 78 bersama dengan Malaysia yang samasama berada di ranking teratas. 

 

Sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia, Indonesia tercatat mengalami peningkatan secara berjenjang dari ranking 6 pada 2015, ranking 4 pada 2016, ranking 3 pada 2017, ranking 2 pada 2018, akhirnya Indonesia menduduki peringkat 1 GMTI pada tahun 2019. Country branding Wonderful Indonesia yang semula tidak pernah masuk ranking branding di dunia pada tahun 2015 melesat lebih dari 100 peringkat menjadi ranking 47, mengalahkan country branding Trully Asia Malaysia ranking 96, dan country branding Amazing Thailand urutan ke-83.

 

Posisi country branding Indonesia mencerminkan positioning dan differentiating pariwisata Indonesia. Country branding Wonderful Indonesia pun telah meraih puluhan penghargaan tingkat dunia. Selama 2016, Wonderful Indonesia menerima 46 penghargaan pada berbagai event di 22 negara, salah satunya The Best Exhibitor 2016 Internationale Tourismus Borse (ITB) di Berlin. Pada tahun 2017, meraih 27 penghargaan di 13 negara, antara lain People’s Choice Award UNWTO & UNWTO Video Competition 2017 Region East Asia and Pacific (China), Destination of The Year di TTG Travel Awards 2017 (Bangkok), dan The Best Exhibitor 2017 di ITB (Berlin).

 

Sementara tahun 2018, Wonderful Indonesia diganjar 66 penghargaan pada berbagai event di 15 negara, di antaranya The Best Ministry of Tourism di TTG Travel Awards 2018 (Bangkok), Most Popular Both Awards dan Most Outstanding Both Awards pada pameran pariwisata Beijing International Travel Expo (BITE) 2018, dan Brand of The Year Indonesia 2018. “Hingga 2019, Wonderful Indonesia ada 35 penghargaan pada berbagai event di 13 negara,” ungkap Arief. 

 

 

Perolehan devisa, tahun 2018 peringkat keempat penyumbang devisa nasional dibandingkan komoditas lainnya, pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata mengalami peningkatan selama tiga tahun, rata-rata di atas 10 persen dibandingkan komoditas minyak, gas bumi, dan kelapa sawit. Sementara, biaya yang diperlukan hanya 2 persen dari proyeksi devisa yang dihasilkan. Kemudian, tenaga kerja pada tahun 2017 di bidang pariwisata adalah penyumbang 12,74 juta lapangan pekerjaan atau sebesar 10,53 persen dibanding tenaga kerja nasional. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 25 persen dalam waktu lima tahun. 

 

Maka tak ayal, Presiden Jokowi pun menegaskan pariwisata adalah leading sector ekonomi bangsa dan diharapkan pada 2020, sektor pariwisata bisa menyumbangkan devisa terbesar melampaui CPO (minyak sawit mentah). Ini akan menjadi sebuah motor penggerak ekonomi bangsa yang efek ekonominya bisa menetes sampai ke bawah. “Tahun 2019, pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional bahkan melampaui ASEAN, pesaing utama kita adalah Thailand dengan devisa pariwisata lebih USD40 miliar," ungkap Arief. Sedangkan, sambung pria berdarah Jawa ini, negara lainnya lebih mudah dikalahkan. Indonesia bisa dengan mudah menjadi destinasi wisata dunia atau tourism hub dengan menciptakan people to people relationship sehingga diyakini trade and investment akan ikut tumbuh dengan pesat.

 

Lebih lanjut, pria murah senyum tersebut menuturkan, capaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada semester I 2019 sebesar 7,83 juta masih bisa dioptimalkan agar pada periode berikutnya bisa mencapai angka yang diproyeksikan. Untuk strategi mengejar target di semester ke II, Kemenpar akan mengimplementasikan beberapa strategi yang sebelumnya juga telah terbukti berhasil dilakukan, seperti program Hotdeals, Tourism Hub, hingga Border Tourism.

 

Pemerintah kini tengah fokus melanjutkan pembenahan 5 destinasi pariwisata indah di lima provinsi. Empat di antaranya disebut Arief sebagai super prioritas, yakni Mandalika (NTB), Danau Toba (Sumatera Utara), Labuan Bajo (NTT), dan Candi Borobudur (Jawa Tengah). Arief menuturkan, kalau pembenahan sudah dilakukan, bisa menjadi magnet untuk mendatangkan wisman, diproyeksikan ke Toba 1 juta wisman, Borobudur 2 juta wisman, Mandalika 1 juta wisman, dan Labuan Bajo 500 ribu wisman.