Figur Unggulan di 74 Tahun Indonesia Merdeka

Oleh: Syulianita (Editor) - 09 August 2019

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto/Istimewa

 

Kesuksesan Adiwijaya dalam memimpin Bandung Techno Park pada tahun 2017 lalu membawanya dipercaya mengemban jabatan baru yang lebih menantang, memimpin Telkom University sejak Agustus 2018 lalu. Tepat satu tahun kepemimpinannya, telah banyak inovasi dan pencapaian yang ditorehkan Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia ini. Belum lagi langkah dan kebijakan yang harus dipersiapkan untuk mencapai visi misi Telkom University menuju Global Entrepreneurial University pada 2038 mendatang.

 

Mempersiapkan Telkom University (Tel-U) menuju ‘Global Entrepreneurial University' bukanlah hal yang mudah. Meski target masih panjang, Adiwijaya bersama timnya telah mempersiapkannya sebagai langkah awal dengan kebijakan-kebijakan yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) 5 tahunan. Dalam renstra pertama, ditetapkan visi untuk menjadi research dan entrepreneurial university pada tahun 2023. Dalam hal research, Tel-U telah melakukan banyak kerja sama dengan industri dan Perguruan Tinggi dalam penyelesaian problem-problem yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan capaian berupa penghargaan dari Kemenkumham Republik Indonesia sebagai Universitas dengan permohonan desain industri terbanyak 2018. Sejalan dengan ini, jumlah intellectual property yang dihasilkan Tel-U dalam tiga tahun terakhir mencapai lebih dari 800 buah.

 

Beberapa lembaga pemerintah yang bekerja sama penelitian dengan Tel-U, tak hanya dengan Kemenristekdikti, tetapi juga dengan Kemenkominfo, dan Kemenhub, Kemenperin, BPPT, LIPI, PTPN, BSSN, Bulog, BKKBN, beberapa Pemda, dan lain-lain. Sementara itu, disamping bekerja sama dengan industri telekomunikasi, Tel-U juga bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, seperti Angkasa Pura, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan, rumah zakat,  dan lain lain. Tel-U juga berpartisipasi dalam hal penanggulangan masalah polusi Sungai Citarum melalui program ‘Citarum Harum’. 

 

Dalam hal ini, Tel-U berperan memantau polusi air melalui teknologi IoT (Internet of Things). Selain itu, ada pula produk inovasi lain yang bisa digunakan masyarakat berupa smart card dan alat deteksi serangan jantung serta beberapa aplikasi kesehatan lainnya. Yang juga membanggakan, pengembangan research Tel-U juga sudah diakui dunia internasional melalui kerja sama matching grant research dengan beberapa Perguruan Tinggi dari Malaysia, Korea, dan Skotlandia. Beberapa lembaga internasional pun turut memberikan dana penelitian kepada Tel-U. Hal ini tentu menambah kepercayaan diri bagi Adiwijaya lantaran Tel-U telah dipercaya di tingkat internasional. Guru besar Matematika ini juga mengembangkan entrepreneurship dalam lingkungan kampus. Selain masuk dalam kurikulum, ia juga melakukan pengembangan lembaga hilirisasi riset dan inovasi serta inkubasi start up  yang ada di Tel-U, yakni Bandung Techno Park. Dari situ, ia berharap bisa mencetak mahasiswa menjadi lulusan Tel-U yang mampu menjadi entrepreneur dan membuka lapangan pekerjaan sehingga memberikan kontribusi ekonomi bagi Indonesia.

 

Menyusul Bandung Techno Park yang pernah mendapatkan anugerah Widya Kridha di tahun 2017 dari Kemenristekdikti sebagai lembaga penguatan inovasi terbaik pada masa kepemimpinan Adiwijaya. Selanjutnya, pada 2018 Tel-U juga mendapatkan anugerah  Widya Padhi, sebagai Perguruan Tinggi dengan inovasi terbaik. Tahun ini pun, kembali Tel-U menjadi satu-satunya PTS yang masuk ke babak final anugerah Widya Padhi tahun 2019. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan entrepreneurship oleh Tel-U telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah. 

 

Hingga saat ini, sudah lebih dari 42 startup yang diinkubasi di Tel-U, beberapa di antaranya sudah memilki omset miliaran rupiah. Selain research dan entrepreneurship, ia juga tak lupa memberi perhatian pada pendidikan. Saat ini Tel-U juga fokus mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum baru yang sejalan dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0, antara lain dengan menambahkan literasi data, manusia dan teknologi. Teknologi pembelajaran pun terus dikembangkan, salah satunya dengan memperkuat Center of e-Learning and Open Education (CeLOE) di mana nantinya mahasiswa bisa belajar kapan pun dan di manapun sesuai dengan kondisi generasi milenial saat ini. 

 

Di lingkungan kampus sendiri, Adiwijaya bersama timnya juga mengembangkan aplikasi ‘dashboard monitoring system’ serta pengembangan ‘sistem keamanan kampus berbasis digital’ yang bisa dipantau langsung oleh security dengan tujuan memberikan keamanan dan kenyamanan untuk seluruh warga kampus. Selain itu, pria kelahiran Majalengka, 21 September 1974 ini, juga mengembangkan program ‘Halo Rektor’ yang bertujuan menjembatani komunikasi dengan seluruh civitas akademika.  Saat ini, akreditasi institusi untuk Telkom University dari BAN PT adalah unggul (akreditasi A). Hal ini ditunjang oleh jumlah program studi yang telah terakreditasi A BAN PT yang mencapai 71 persen dan sebanyak 59 persen program studi sudah terakreditasi internasional (ABEST21, IABEE, dan ASIC).

 

Hal tersebut menunjukkan bahwa Tel-U kini sudah mampu bersaing secara global. Bahkan, Telkom University dinobatkan sebagai Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia berdasarkan pemeringkatan internasional, seperti Webometrics, Scimago Ranking, dan 4ICU UniRank. Pada usia kemerdekaan negara tercinta Indonesia yang ke-74 ini, Adiwijaya melihat target Kemenristekdikti untuk menciptakan masyarakat well educated melalui pendidikan tinggi sudah semakin baik. Parameternya terlihat dari capaian APK yang terus meningkat. Peminat Telkom University ditahun 2019 pun meningkat pesat melebihi 80 ribu pendaftar, dan diterima sekitar 7000 mahasiswa. “Ini adalah salah satu partisipasi kami dalam mewujudkan masyarakat well educated,” ungkap penghobi gowes tersebut. "Ini sejalan dengan tema kemerdekaan RI tahun ini, yakni Telkom University siap membentuk SDM unggul sehingga Indonesia menjadi lebih maju," pungkasnya.