Figur Unggulan di 74 Tahun Indonesia Merdeka

Oleh: Syulianita (Editor) - 09 August 2019

Naskah: Giattri F.P. Foto: Fikar Azmy/Istimewa

 

“Tekad saya adalah dapat membawa Bank BRI tidak hanya menjadi bank terbesar di Indonesia, tapi juga Asia Tenggara.”

 

Diamanahi menjadi Direktur Utama Bank BRI sejak 2017 lalu, Suprajarto berhasil menjaga kinerja keuangan Bank BRI tetap solid, seperti pada Semester I-2019, pertumbuhan Aset BRI Group diperkirakan di atas 11 persen year on year (yoy) yang didorong oleh pertumbuhan DPK di atas 12 persen atau jauh di atas pertumbuhan DPK industri yang hanya mencapai 7,4 persen (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan kredit bank berkode emiten BBRI ini diperkirakan tumbuh sekitar 12 persen (yoy) atau juga mampu mempertahankan pertumbuhan di atas industri yang sebesar 9,9 persen (yoy).

 

Rasio Loan LDR (Loan Deposit to Ratio) diperkirakan terjaga di sekitar 92 persen dan NPL Optimistis dapat ditekan ke sekitar 2,3 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan Juni 2018 yang sebesar 2,4 persen. “Terkait laba, pada Juni 2019, Bank BRI Optimistis Pertumbuhannya dapat tetap double digit atau tumbuh di atas 10 persen,” ujar Suprajarto.

 

Peraih The Asian Banker CEO Leadership Achievement Award for Indonesia ini pun mendorong Bank BRI untuk terus berinovasi mengembangkan solusi perbankan digital untuk masyarakat dari perkotaan sampai ke pelosok demi mempermudah layanan keuangan. Sebut saja aplikasi BRISPOT Mikro yang telah diimplementasikan secara nasional sejak Maret 2018. Saat ini, usage/ pemakaian aplikasi sudah hampir 100 persen sehingga dari aspek geografis juga sudah menjangkau sampai ke remote area. 

 

“Bank BRI tidak berhenti berinovasi untuk memberikan pelayanan pinjaman terbaik bagi nasabah UMKM. Aplikasi BRISPOT akan dikembangkan terus, baik dari sisi coverage produk, maupun fitur untuk memudahkan pelayanan pinjaman,” ungkapnya. Sejauh ini, implementasi aplikasi BRISPOT telah memberikan pengaruh pada peningkatan pencapaian bisnis, yakni peningkatan kecepatan proses kredit, yang sebelumnya diputus dalam 3-5 hari setelah dokumen lengkap, kini rata-rata menjadi di bawah 2 hari, bahkan banyak di antaranya dalam hitungan jam.

 

Lalu, terdapat peningkatan jumlah realisasi debitur per mantri di mana pada 2017 jumlah rata-rata realisasi debitur untuk pinjaman mikro komersial adalah sebesar 18 debitur/mantri/bulan, pada 2018 dan 2019 bisa sampai 21-23 debitur/mantri/ bulan. Bank BRI juga telah meluncurkan aplikasi BRI Credit Card Mobile pada Juni 2019 lalu. Bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keamanan bagi para nasabah Bank BRI dalam mengakses layanan transaksi perbankan. Adapun fitur aplikasi ini, antara lain pengecekan info pemakaian kartu, mutasi rekening, riwayat tagihan, dan lainnya. Bank BRI juga telah meluncurkan aplikasi BRImo. 

 

Aplikasi yang menyasar kalangan milenial, women, dan netizen atau disingkat Miwon ini merupakan pengembangan terbaru dari aplikasi BRI Mobile yang telah ada sebelumnya. BRImo menggabungkan fungsi mobile banking, internet banking, dan uang elektronik dalam satu aplikasi. Nasabah dapat menggunakan aplikasi ini tanpa perlu datang langsung ke kantor cabang Bank BRI, hanya perlu mengunduh aplikasi BRImo di smartphone berbasis Android maupun iOs.

 

“Sejak launching sampai dengan Juni 2019, sudah ada 9.699 rekening yang dilakukan pembukaan melalui aplikasi BRImo. Jenis tabungannya adalah Tabungan BRI BritAma Muda karena disesuaikan dengan segmen BRImo. Kami targetkan sampai dengan akhir tahun ini sebanyak 15.000 rekening akusisi nasabah melalui aplikasi BRImo,” terang Suprajarto.

 

Ia juga mengatakan, Bank BRI akan terus berkomitmen mendorong pemberdayaan UMKM di Indonesia, sejumlah langkah pun telah dilakukan, antara lain Pengembangan Agen BRILink, mendukung program Kewirausahaan Pertanian yang diinisiasi Kementerian BUMN, mendirikan BRI Microfinance Center dan BRI Institute (Institute Teknologi dan Bisnis BRI).

 

Presiden Joko Widodo pernah mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020. Suprajarto pun telah menggulirkan sejumlah langkah untuk mensukseskan hal tersebut, yakni inklusi keuangan ke pelosok negeri, melalui Agen BRILink yang saat ini berjumlah lebih dari 400 ribu agen, kini masyarakat di daerah remote sudah dapat menikmati layanan perbankan tanpa kehadiran cabang konvensional. Lalu, mendorong Transformasi UMKM untuk Dapat Naik Kelas: Bank BRI meluncurkan marketplace digital yang diberi nama Indonesia Mall, Bank BRI memfasilitasi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya sehingga semakin meningkatkan exposure produk UMKM lokal. “Bank BRI juga turut mendukung program pemerintah di bidang penyaluran subsidi non-tunai melalui berbagai program seperti Kartu Tani, Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar dan Tabungan Pelajar, serta akuisisi BUMDES dan Dana Desa Selindo,” imbuhnya. 

 

Menutup pembicaran, Suprajarto menuturkan obsesinya, yaitu membawa BRI menjadi bank mikro yang memiliki basis teknologi tercanggih di Indonesia. Basis tekonologi yang mencangkup bisnis proses dan produk digital banking. Dengan demikian, dapat terus meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dengan biaya yang efisien. Selain itu, dapat membawa Bank BRI tidak hanya menjadi bank terbesar di Indonesia, tapi juga Asia Tenggara. “Itulah alasan kenapa kami akan masuk ke Taiwan serta tempat lain yang memungkinkan. Kami juga sedang menjalankan transformasi bukan hanya di teknologi, tapi juga bisnis proses, SDM, corporate culture, dan lainnya,” tambahnya.

 

Tak lupa, ia menguntai harapannya untuk Indonesia yang tahun ini berusia ke-74 tahun, “Kami sebagai bankir tentunya memiliki harapan kepada pemenrintah Indonesia untuk tetap mampu menjaga stabilitas perekonomian nasional karena jika perekonomian terjaga maka akan mempengaruhi industri perbankan. Sehingga, stabilitas politik, ekonomi, moneter dan kebijakan lainnya dapat terus berkesinambungan dan saling bersinergi untuk memperkuat ekonomi nasional,” pungkas Suprajarto.