Figur Unggulan di 74 Tahun Indonesia Merdeka

Oleh: Syulianita (Editor) - 09 August 2019

Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Istimewa

 

Di bawah kepemimpinannya, Kementerian Perindustrian RI konsisten mematri prestasi, seperti pada triwulan II-2019, sektor industri masih menjadi kontributor terbesar ekonomi terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional dengan capaian 19,52 persen YoY. Sepanjang paruh kedua ini, pertumbuhan ekonomi mencatatkan di angka 5,05 persen.

 

 

"Kinerja industri manufaktur kita masih tumbuh positif. Semangat dan kepercayaan diri dari pelaku usaha untuk investasi dan ekspansi juga masih tinggi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. 

 

Adapun tiga sektor yang menopang pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada kuartal II tahun ini, yaitu industri tekstil dan pakaian jadi, tumbuh melejit hingga 20,71 persen. Kemudian, disusul industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman yang tumbuh mencapai 12,49 persen. Selanjutnya, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 7,99 persen. Kinerja sektor manufaktur tersebut mampu melampaui pertumbuhan ekonomi di periode yang sama. Secara keseluruhan, pada triwulan II-2019, industri pengolahan nonmigas tumbuh 3,98 persen year on year (yoy). Industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh signfikan dengan didukung peningkatan produksi di beberapa sentra. Sementara itu, pertumbuhan industri makanan dan minuman dipengaruhi oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor. Menperin menegaskan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional semakin kompetitif di kancah global karena telah memiliki daya saing tinggi. Hal ini lantaran struktur industrinya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional. 

 

“Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri TPT merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang sedang diprioritaskan pengembangannya sebagai sektor pionir dalam penerapan industri 4.0,” jelasnya. Aspirasi besar yang akan diwujudkan Indonesia adalah menjadikan industri TPT nasional masuk jajaran lima besar perusahaan kelas dunia pada tahun 2030. Kementerian Perindustrian mencatat kinerja ekspor industri TPT nasional dalam kurun tiga tahun terakhir terus menanjak. Pada tahun 2016, berada di angka USD11,87 miliar. Kemudian, pada 2017 menyentuh USD12,59 miliar dengan surplus USD5 miliar. Tren ini berlanjut sampai dengan 2018 dengan nilai ekspor USD13,27 miliar. Sektor industri makanan dan minuman, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan signfikan karena didukung sumber daya alam melimpah dan permintaan domestik yang besar. Oleh karenanya, sejumlah produsen masih percaya diri dan optimistis untuk meningkatkan investasi dan berekspansi guna memenuhi permintaan pasar, baik di domestik maupun ekspor.

 

Sektor industri makanan memberikan sumbangsih signfikan terhadap peningkatan nilai investasi sebesar USD323 juta (PMA) dan Rp12,3 triliun (PMDN) pada paruh kedua tahun ini. Total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang.  Salah satu indikator pengakuan internasional terhadap kebijakan Airlangga, belum lama ini ia menerima penghargaan Doktor Honoris Causa bidang Development Policy (kebijakan publik) dari KDI School of Public Policy, Korea Selatan. Sekolah tersebut berafiliasi dengan salah satu lembaga riset terbaik dunia The Korea Development Institute (KDI). Sebagai menteri yang pernah menjabat anggota DPR RI sejak terpilih pada 15 tahun lalu, Airlangga dinilai memiliki pengalaman mumpuni berkecimpung di bidang pelayanan publik. Putra dari  Hartarto Sastrosoenarto (Menteri Perindustrian era Presiden Soeharto) ini turut aktif berkontribusi dalam menyusun berbagai kebijakan publik di Tanah Air. 


 

Kebijakan yang ikut disusun Airlangga saat duduk di kursi legislatif, dianggap sebagai reformasi yang paling progresif di Indonesia, di antaranya Undang-Undang Pertambangan dan Mineral, serta membantu merevisi Undang-Undang Perindustrian dan Undang-Undang Perdagangan. Berbekal pengalaman dan keahlian yang mumpuni maka pada  2016, ia didaulat oleh Presiden Joko Widodo untuk menakhodai Kementerian Perindustrian. Peran baru tersebut dijadikan momentum untuk berkontribusi lebih besar pada Tanah Air khususnya sektor perindustrian dan pembangunan lebih lanjut. Airlangga dikenal sebagai pemimpin produktif, inovatif, dan disegani, yang mempunyai visi untuk mensejajarkan Indonesia dengan negaranegara maju, mendapatkan pengakuan internasional, negosiator ulung dalam hal kolaborasi untuk mendorong strategic global partnership, dan tumbuhnya generasi milenial di Indonesia.

 

Salah satu terobosannya menjadi inisiator sekaligus motor dalam pengembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia. “Revolusi Industri 4.0 yang membawa industri pada digitalisasi, menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Dengan meningkatnya populasi anak muda, termasuk generasi milenial dan generasi Z, ekonomi Indonesia memperoleh bonus demografi yang akan mendorong ekonomi semakin maju, termasuk di bidang ekonomi digital. Aspirasi besar dari Making Indonesia 4.0 sendiri menjadikan Indonesia masuk ke dalam 10 perekonomian utama di dunia pada 2030,” ujarnya. Dijelaskan pula, yang sudah nampak unggul saat ini adalah empat unicorns asal Indonesia. Dua di antaranya, GoJek dan Tokopedia telah menjadi decacorns. Secara keseluruhan, perusahaan startup yang berhubungan dengan teknologi ini telah menyumbang USD10 miliar dan pada 2025 ditargetkan berkontribusi USD150 miliar terhadap perekonomian nasional. 

 

Airlangga juga terus menjembatani Indonesia menuju era digital, contoh upaya yang dilakoninya dalam mendukung PT Apple Indonesia mendirikan Apple Developer Academy di BSD City yang bertujuan untuk mendorong generasi muda mendirikan startups baru from zero to hero sehingga memunculkan decacorn baru. Ini merupakan pertama di Asia dan ketiga di dunia setelah Brasil serta Italia. Selain di BSD City, ada juga di Universitas Ciputra (Surabaya) dan Nongsa Digital Park (Batam).

 

Ia juga giat memperkenalkan Making Indonesia 4.0 ke dunia serta sukses menjadikan Indonesia sebagai negara ASEAN pertama yang menjadi mitra resmi Hannover Messe 2020, yang merupakan pameran teknologi industri terbesar dunia yang diselenggarakan di Jerman. Beragam gagasan dan keputusan penting lainnya, seperti Making Indonesia 4.0, Super Tax Deduction, Link and Match pendidikan vokasi dengan industri, tak lepas dari pertimbangan menteri ini. Ia juga banyak mewakili Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dalam fora fora internasional, di antaranya menjadi pembicara dalam World Economic Forum di Davos dan Nikkei Conference on The Future of Asia di Tokyo yang biasanya dikuti oleh level kepala negara. Dengan kepiawaian bernegosiasi, penguasaan substansi industri, dan wawasan tentang sektor industri, membuat Airlangga disegani baik di dalam maupun luar negeri. Kepercayaan para investor terhadap Indonesia baik dari China, Jepang, Korea, Taiwan, dan lainnya, pun berhasil diyakinkannya.