16 CEO Pilihan 2020

Oleh: Syulianita (Editor) - 06 March 2020

Berhasil Menstabilkan Harga Pangan

Naskah: Suci Yulianita Foto: Dok. Pribadi

Tak salah pemerintah memberi amanah kepada Budi Waseso untuk memimpin Perusahaan Umum BULOG (Perum BULOG). Ketegasan dan latar belakang kariernya sebagai militer mampu membenahi BULOG serta membawa perubahan signifikan terhadap dunia pangan di Tanah Air. Baru berjalan setahun lebih memimpin BULOG, pria yang juga dikenal dengan nama Buwas ini, telah menorehkan kinerja cemerlang, antara lain, mampu menjaga harga beras cukup stabil. Dengan demikian, BULOG tentu telah memberikan andil bagi pengendalian inflasi khususnya dari sektor pangan.

Baginya tak perlu waktu lama untuk bekerja membenahi BULOG. Sejak kali pertama diberi amanah menjabat Direktur Utama Perum BULOG pada 2018 lalu, Buwas langsung melangkah untuk mewujudkan visi Perum BULOG menjadi perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan. Membenahi persoalan yang paling penting di BULOG, pertama kali yang dilakukannya adalah menangkap kelompok yang mempermainkan pasokan beras di tengah masyarakat.

Dalam hal ini, ia bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk memastikan bahwa tidak ada oknum yang mempermainkan distribusi beras tersebut. Setelah itu, Buwas melakukan penataan birokrasi penyaluran beras karena ketidakstabilan harga beras juga disebabkan oleh sistem birokrasi yang panjang dan rumit dalam pendistribusian beras. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk mempermudah birokrasi tersebut. 

“Saya sudah temukan beberapa birokrasi yang kepanjangan dan merugikan. Dari kita (beras) kualitas baik, lalu makin ke bawah kualitas buruk, tapi brand nya (tetap) BULOG, yang sebenarnya belum tentu juga itu dari BULOG. Cuma saya tidak bisa langsung eksekusi karena tidak punya kemampuan untuk itu. Saya serahkan kepada teman-teman Satgas Pangan,” katanya pada satu kesempatan.

Di samping itu, Buwas juga berhasil mewujudkan tata kelola beras yang baik agar ke depannya Indonesia tidak ketergantungan impor lagi. Buwas juga berhasil membenahi penyaluran logistik beras hingga ke daerah-daerah dengan menggandeng jejaring aparatur penegak hukum, seperti TNI dan Polri untuk menjamin ketersediaan beras di setiap daerah tersebut.

Tanpa menunggu waktu lama, Buwas berhasil menunjukkan kinerjanya yang baik pada masyarakat. Satu contoh nyata yang jelas terlihat adalah pada saat Ramadhan dan Idul Fitri 2019 lalu, ia sukses menjaga stabilitas pangan dari segi harga dan stok. Setelah itu, harga beras sepanjang tahun 2019 masih tetap stabil, dengan rata-rata harga mulai dari Rp9.242 per kg untuk kualitas rendah hingga Rp9.659 per kg untuk kualitas premium. Pencapaian tersebut menjadi pencapaian yang paling berkesan bagi Buwas. Beras sebagai komoditas pangan utama rakyat, dan Buwas melalui Perum BULOG sudah berhasil menstabilkan harga beras. Dengan demikian, Perum BULOG juga turut berkontribusi dalam menjaga inflasi.

Sementara, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang terlanjur atau terancam membusuk karena berbagai faktor akan diolah menjadi pakan ternak, sehingga tidak mubazir dan terbuang begitu saja. Hingga saat ini, BULOG sudah mengelola stok CBP dengan jumlah yang tersalur adalah 518.543 ton dan realisasi penyaluran Bansos Rastra sepanjang 2019 adalah 351.848 ton. Dengan kapasitas gudang sebesar 4 juta ton, Perum Bulog telah melakukan pengadaan beras dengan total pengadaan dalam negeri sebesar 1.180.599 ton. 

Sementara data pengadaan lainnya adalah gula pasir 4.324 ton, jagung sebanyak 837 ton, daging kerbau sebanyak 7.748 ton, dan minyak goreng sebanyak 1.568 kilo liter. BULOG juga turut berkontribusi menciptakan SDM yang bebas stunting serta meningkatkan pasokan gizi. Pada 2019 lalu BULOG meluncurkan 50 produk beras terbaru, di antaranya merupakan beras fortivikasi yang mengandung vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B3, Vitamin B6, Vitamin B9, Vitamin B12, Zat Besi dan Zink.

“Perum BULOG siap bekerja sama dengan semua pihak, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah guna memberikan layanan pangan yang menambah gizi bagi masyarakat, maupun dengan konsumen di setiap lini untuk penyediaan pangan sehat bergizi tersebut. Dengan integrasi kebijakan, diharapkan dapat menghasilkan SDM berkualitas dan mampu menjadi motor penggerak pembangunan bangsa yang kreatif, produktif dan berdaya saing tinggi,” ujar Buwas.

Ya, berbagai langkah kerja sama dilakukan Buwas untuk mewujudkan peran BULOG yang strategis sebagai penyedia pangan, stabilisasi harga, dan keterjangkauan pangan yang adil kepada rakyat. Selain itu, BULOG juga melakukan kerja sama dengan Induk Koperasi Kepolisian Republik Indonesia (Inkopol) untuk membantu secara serius distribusi pangan BULOG kepada seluruh keluarga besar Polisi Republik Indonesia (Polri).

Untuk memudahkan konsumen, pada tahun 2019 lalu, Perum BULOG juga berinovasi meluncurkan e-commerce pangan terbesar di Indonesia, panganandotcom. Kini, konsumen dapat membeli produk pangan BULOG dengan mudah. Harga terjangkau, bahan berkualitas, dan pesanan siap diantar sampai rumah. Inovasi e-commerce ini juga menjadi salah satu wujud komitmen penuh BULOG untuk memperkuat pasar komersial. Kemudian untuk mendukung penguatan komersial, BULOG melakukan pembangunan gudang modern pangan, Control Atmosphere Storage (CAS). 

Gudang ini berfungsi untuk menyimpan bahan-bahan pangan, seperti kedelai, beras, hingga bawang merah agar selalu fresh dan bertahan lama. Seperti contoh gudang CAS bawang merah yang ada di Brebes Jawa Tengah, bisa membuat bawang selalu dalam kondisi segar, hingga jangka waktu tiga bulan. Dengan adanya pabrik canggih CAS tersebut, Buwas berharap perekonomian Indonesia bisa tetap stabil. “Perum BULOG akan terus memantau perkembangan dan kestabilan harga pangan dan berharap perekonomian Indonesia tetap stabil,” ungkap Buwas. 

Mengawali tahun 2020, BULOG menyatakan kesiapannya untuk bersinergi mendukung pemerintah dalam membangun korporasi petani berbasis koperasi. Pilot Project yang dikawal langsung oleh Kementerian UMKM dan Kementerian Pertanian ini akan memulai project perberasan di Koperasi Citra Kinaraya, Mlatiharjo, Demak, Jawa Tengah. Project ini memungkinan bagi petani untuk mengelola produknya dari hulu ke hilir, sehingga dapat terbentuk korporasi dalam bidang pertanian oleh petani dengan berbasis koperasi.