16 CEO Pilihan 2020

Oleh: Syulianita (Editor) - 06 March 2020

Mengawal WSBP Konsisten Mematri Prestasi

Naskah: Giattri F.P. Foto: Dok. Humas WSBP

Didirikan pada 2014 lalu, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mampu tumbuh cepat, bahkan menjadi perusahaan produksi beton precast dan ready mix dengan kapasitas produksi terbesar di Tanah Air. Hal ini tentu tak lepas dari kerja cerdas, inovasi, dan strategi jitu yang dijuruskan oleh Jarot Subana, Sang Direktur Utama.

Sukses kinerja juga terlihat dari pada sepanjang tahun 2019 karena WSBP berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp7,03 triliun. “Kami berhasil mencapai target perolehan nilai kontrak baru. Hal ini didukung dengan perolehan kontrak eksternal sebesar 63,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36 persen,” ungkap Jarot.

Menurut pria berkacamata ini, secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01 persen atau Rp2,43 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp4,44 triliun pada tahun 2019. Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh, di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerja sama dengan Hyundai, dan Pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.  

Selain itu, WSBP juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp435 miliar. WSBP juga tengah menyusun MoU dengan perusahaan Malaysia. “Kerja sama ini kelak akan berlanjut dengan joint operation proyekproyek luar negeri, salah satunya dalam pengerjaan proyek LRT di Filipina yang kini tengah dalam proses tender yang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT),” tutur Jarot.  

WSBP terus melakukan inovasi produk untuk dapat mencapai product excellence dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Di sisi lain, WSBP juga meningkatkan implementasi K3 dengan melakukan berbagai inovasi, seperti modifikasi stiffener untuk erection girder dengan bentang non-standard. WSBP juga telah meluncurkan produk baru spunpile dengan panjang 50 m dengan diameter hingga 1200 mm, bantalan rel, dan tiang listrik. “Ini adalah pasar yang kami bidik. Nantinya diharapkan  produk  dapat  memberikan  nilai  tambah  dan  mampu  menambah  marjin  laba. WSBP juga meluncurkan buku berjudul Grow Fast, Grow Fair: Kiat Waskita Precast Tumbuh 5 Kali Lipat dalam 5 Tahun,” tambah Jarot. 

Jika dilihat, kontrak proyek WSBP saat ini sebanyak 63,2 persen dari eksternal dan sisanya dari internal. Tahun-tahun sebelumnya, kontrak dari eksternal masih sedikit, yakni 36 persen, selebihnya dari internal. Berbagai kondisi itulah yang melatarbelakangi WSBP melakukan transformasi bisnis yang diharapkan pada awal tahun 2020 sudah bisa dijalankan, khususnya transformasi organisasi. Transformasi ini akan dimulai dengan melakukan desentralisasi yang lima tahun sebelumnya ditangani oleh WSBP sendiri. Jarot menerangkan, desentralisasi tersebut meliputi, pertama dari sisi produk dan layanan, yaitu WSBP akan membuka dan menempatkan empat divisinya di setiap wilayah sesuai pasarnya. Keempat divisi tersebut adalah divisi precast, divisi ready mix, divisi modular konstruksi, serta divisi quarry dan peralatan. 

“Saat ini, kami memiliki 5 quarry. WSBP melakukan penguatan pada sisi hulu dengan peningkatan kapasitas quarry yang dimiliki dan melakukan kerja sama dengan beberapa pengelola quarry. Selain itu, dalam hal peralatan  pendukung, perusahaan memiliki departemen khusus untuk pengelolaan peralatan dan memiliki workshop di Cikopo untuk melakukan perbaikan alat di unit produksi serta pengelolaan dan monitoring alat & inventory,” imbuhnya.

Kedua, dari sisi pemasaran, WSBP akan membuka kantor di dua wilayah, yakni wilayah I di Indonesia bagian barat dan wilayah II di Indonesia bagian tengah dan timur. Kantor Wilayah I yang berada di Jakarta akan membawahi Sumatera, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Sementara, Kantor Wilayah II yang berlokasi di Surabaya membawahi Jawa tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Papua, dan Indonesia bagian timur. “Nantinya, masing-masing wilayah report-nya ke kantor wilayah, sehingga bisa lebih cepat,” tuturnya.

Transformasi lainnya adalah pada sumber daya manusia (SDM). “Kunci transformasi kami adalah pada SDM karena yang kami ubah adalah organisasi,” katanya. Dengan transformasi ini, akan ada peningkatan performa, baik jumlah SDM maupun kualitasnya. “Dengan transformasi ini, target kinerja perusahaan ke depan pun akan lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya. Jarot menuturkan, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020, WSBP menargetkan nilai kontrak baru sekitar Rp11,9 triliun dan penjualan di atas Rp10 triliun. “Kalau transformasi atau transisinya tidak berhasil dalam tiga bulan awal, itu semua tidak akan bisa tercapai. Jadi, kami akan ketat melakukan pendampingan dan evaluasinya,” tegas Jarot. 

Untuk meningkatkan kinerja bisnis, strategi WSBP adalah terus menggenjot penjualan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar eksternal, sehingga akan semakin menambah porsinya di pasar eksternal. Saat ini, produk dan layanannya adalah beton pracetak (precast) dan ready mix (beton curah). Ketiga quarry, yaitu lokasi pertambangan tanah atau batuan yang digunakan untuk keperluan proyek, seperti tanah material timbunan dan batu. Keempat jasa konstruksi, yaitu instalasi produk beton yang telah diproduksi. Kelima post-tension precast concrete, yakni jasa penarikan sistem komponen struktur pasca tegang untuk produk yang telah diproduksi, seperti balok jembatan, bangunan gedung, ground anchor, dan jembatan cable stayed. 

Strategi lainnya, memaksimalkan tim pemasaran di setiap wilayah. “Mereka akan jadi ujung tombak marketing. Tim pemasaran yang ditempatkan pun terdiri dari orang-orang yang memiliki pengalaman minimal 15 tahunan. Itu yang akan kami tempatkan di level GM,” urainya. Rencananya, untuk memperkuat bisnis dan mendukung bisnis di Indonesia bagian timur, WSBP akan menyelesaikan pabrik di Kalimantan. Kemudian, membangun pabrik di Sumatera bagian utara dan mengembangkan bisnis quarry di Sulawesi dengan menggandeng sebuah perusahaan lokal yang sudah eksis di wilayah tersebut.