16 CEO Pilihan 2020

Oleh: Syulianita (Editor) - 06 March 2020

Mengantar Pegadaian Menjadi  The Most Valuable Financial Company

Naskah: Gia Putri Foto: Dok. Pegadaian

Dipercaya menjadi Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) sejak Januari 2019 lalu, Kuswiyoto mampu membawa Pegadaian menorehkan capaian kinerja gemilang. Perseroan mencatat, sepanjang 2019 meraup laba bersih sebesar Rp3,1 triliun (tumbuh 12 persen) dan membukukan outstanding pembiayaan (OSL) sebesar Rp50,4 triliun (tumbuh 23,3 persen), di atas rata rata industri nasional. Sementara, NPL gross sebesar 1,75 persen dan total realisasi pembiayaan sebesar Rp145,6 triliun dan non pembiayaan sebesar Rp4,7 triliun.

Kinerja kinclong tersebut, didorong oleh sejumlah produk inovatif berbasis digital yang diluncurkan perseroan dan agresivitas dalam menjalin sinergi dan kolaborasi dengan ratusan mitra di Tanah Air.

“Banyaknya kolaborasi dan sinergi dengan ratusan mitra dari BUMN, swasta, perguruan tinggi dan berbagai organisasi selama 2019 mendorong penambahan jumlah nasabah Pegadaian dari 10,64 juta di tahun 2018 menjadi 13,86 juta di tahun 2019 naik 3,2 juta. Kinerja positif yang kami raih pada tahun 2019 tersebut, tidak terlepas dari kontribusi seluruh nasabah yang setia menggunakan produk dan layanan kami,” ungkap Kuswiyoto. 

Selain itu, Pegadaian juga melakukan program pemasaran yang intensif berupa Employee Get Customers yang melibatkan  seluruh karyawan dan keluarga untuk terlibat dalam kegiatan memasarkan produk-produk inovatif, serta berbagai saluran distribusi baik melalui 4.123 outlet dan 9.673 agen. Bahkan, penggunaan aplikasi Pegadaian Digital telah dimanfaatkan untuk melakukan transaksi digital oleh lebih 2 juta nasabah.

Inovasi yang dihadirkan perusahaan plat merah ini pun berbuah manis dengan meraih penghargaan dalam kategori TOP Leader on Digital Implementation 2019 pada ajang TOP Digital Awards 2019 karena dinilai berhasil mengembangkan digital pada era disrupsi. 

Tidak hanya meraih TOP Leader on Digital Implementation 2019, Pegadaian  juga mendapatkan dua penghargaan dalam kategori TOP Digital Implementation on Financial Service Non Banking Sector 2019 dan TOP Digital On Digital Service For Milennial 2019. Kuswiyoto menuturkan, perkembangan teknologi digital tidak bisa dihindari. Hal tersebut secara langsung mempengaruhi iklim usaha, termasuk perkembangan bisnis keuangan yang terjadi di Pegadaian.

Ada dua inovasi yang dijalankan oleh Pegadaian, yakni digitalisasi produk dan perluasan channel layanan dengan sistem keagenan. Inovasi produk yang dijalankan merupakan sistem layanan Pegadaian kepada nasabah, yaitu Gadai Tabungan Emas, Gadai on Demand, Gadai Efek (Saham & Obligasi), G-Cash, Gold Card, Digital Lending, Arrum Umroh, dan Rahn Tasjily Tanah. Dari sisi channel, Pegadaian membuka saluran distribusi dengan sistem keagenan. “Kedua inovasi ini terus dilakukan oleh perusahaan, sehingga menjadikan Pegadaian sebagai perusahaan yang menarik untuk nasabah maupun partner bisnis perusahaan,” paparnya. 

Perseroan juga berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp17,7 triliun, naik 39,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2018 sebesar Rp12,7 triliun. Aset Pegadaian sepanjang 2019 meningkat 23,7 persen menjadi Rp65,3 triliun dari tahun sebelumnya Rp52,8 triliun.

Produk Gadai masih mendominasi kinerja Pegadaian, dengan portofolio OSL Gadai sebesar Rp40,3 triliun setara 80 persen. Adapun produk non gadai berkontribusi OSL sebesar Rp10,1 triliun setara 20 persen pada 2019. “Kami akan terus fokus pakai core business gadai, selain mengembangkan produk-produk lain non gadai,” terang Kuswiyoto. Pencapaian kinerja Pegadaian yang kinclong tersebut didukung dengan tingkat kesehatan perusahaan kategori “Sehat” (AAA) dan Rating Obligasi AAA yang dilakukan Pefindo.

Kuswiyoto menambahkan, perseroan terus melakukan digitalisasi proses bisnis untuk meningkatkan kualitas layanan serta aktif menggencarkan sinergi dan kolaborasi dengan ratusan mitra dan instansi di berbagai daerah di Indonesia. Sinergi dan kolaborasi tersebut telah memberi kontribusi dalam peningkatan kinerja Pegadaian.

Sepanjang tahun 2019 hingga Februari 2020, Pegadaian berhasil menjalin sinergi dan kolaborasi dengan 541 instansi, yang terdiri dari 133 instansi pemerintah, 84 instansi BUMN, 210 instansi swasta, dan 114 instansi perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Sinergi dan kolaborasi tersebut mendorong pertumbuhan jumlah nasabah Pegadaian, naik signifikan 30,2 persen (YoY) menjadi 13,86 juta nasabah pada akhir 2019, jumlah pemilik tabungan emas menjadi 4,6 juta nasabah. Sinergi dan kolaborasi tersebut merupakan tidak lanjut program Sinergi BUMN dalam meningkatkan nilai tambah untuk kepentingan masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu, langkah tersebut juga sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan penetrasi bisnis gadai ke seluruh wilayah Indonesia. 

“Kami ingin menggarisbawahi betapa pentingnya sebuah sinergi dan kolaborasi. Sinergi dan kolaborasi memiliki manfaat yang luar biasa karena sangat menguntungkan, tidak hanya bagi Pegadaian, tetapi juga bagi mitra dan masyarakat luas,” jelasnya. Lebih lanjut, Kuswiyoto mengatakan, pada 2020 ini Pegadaian akan terus menghadirkan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan kinerja bisnis.

Hal ini agar selaras dengan Visi Pegadaian, yaitu Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat Indonesia. Pegadaian juga aktif melaksanakan program CSR yang bertema Pegadaian Bersih-bersih, meliputi Bersih Lingkungan, Bersih Hati, dan Bersih Administrasi. Salah satu program unggulannya adalah program Memilah Sampah, Menabung Emas. Program yang diberi nama The Gade Clean & Gold ini sejalan dengan program Indonesia Bersih yang dicanangkan oleh pemerintah. “Kami berharap Pegadaian akan terus memberi kontribusi yang besar bagi masyarakat, menggerakkan perekonomian nasional, serta mendorong meningkatnya inklusi keuangan di Tanah Air,” pungkas Kuswiyoto.